Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah setelah kenaikan berturut-turut. Tetapi penurunan harga minyak terbatas karena janji produsen utama Arab Saudi dan Rusia untuk memperpanjang pengurangan pasokan hingga September.
Kedua tolok ukur global mencatat kenaikan mingguan keenam berturut-turut minggu lalu. Senin (7/8) pukul 19.56 WIB, harga minyak mentah Brent berjangka turun 68 sen menjadi US$ 85,56 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) berada di US$ 82,15 per barel, turun 67 sen.
Analis menyebut, harga minyak turun karena aksi profit taking trader komoditas. Tamas Varga dari pialang minyak PVM mengatakan bahwa penurunan harga mungkin terkait dengan kurangnya kerusakan serius pada infrastruktur di pangkalan angkatan laut Rusia di Novorossiysk setelah serangan drone Ukraina.
Pelabuhan ini menangani 2% dari pasokan minyak dunia. Risiko pasokan minyak dapat meningkat karena ketegangan Rusia-Ukraina meningkat di pelabuhan Laut Hitam.
Baca Juga: Harga Minyak Tertekan, Laba Aramco Merosot 38% pada Kuartal II/2023
"Tetapi mengingat perpanjangan pengurangan pasokan secara sukarela, skenario kasus dasarnya adalah kita akan melihat defisit di pasar yang akan terus mendorong harga minyak lebih tinggi," tambah Naeem Aslam, kepala investasi di Zaye Capital Markets kepada Reuters.
Eksportir utama dunia Arab Saudi pada hari Kamis memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir September. Saudi mengatakan lebih banyak lagi pemangkasan yang bisa menyusul.
Sejalan dengan pengurangan produksi, Saudi Aramco pada hari Sabtu menaikkan harga jual resmi untuk sebagian besar grade yang dijual ke Asia untuk bulan ketiga di bulan September.
Baca Juga: Warren Buffett Panen Besar! Berkshire Hathaway Catat Laba Tertinggi Sepanjang Masa
Sementara Rusia menambah pengetatan pasokan. Rusia berniat memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada bulan September. Mengingat pemotongan tambahan ini dan perkiraan penipisan persediaan minyak yang signifikan dalam beberapa bulan mendatang, Varga dari PVM mengatakan, latar belakang fundamental harga minyak menjadi sangat menggembirakan.
Data ekonomi China minggu ini akan menjadi fokus. Pasar berusaha mengukur lebih banyak langkah stimulus China untuk mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Investor juga akan memantau rilis data harga konsumen AS pada hari Kamis yang dapat memberikan petunjuk tentang kebijakan moneter Federal Reserve. Pada hari Senin, Gubernur Federal Reserve AS Michelle Bowman mengatakan kenaikan suku bunga tambahan kemungkinan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi guna memenuhi target 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News