kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mulai dari IPO hingga rights issue, ramai pencarian dana dengan emisi jumbo


Rabu, 28 Juli 2021 / 17:15 WIB
Mulai dari IPO hingga rights issue, ramai pencarian dana dengan emisi jumbo
ILUSTRASI. Sejumlah aksi korporasi jumbo dengan nilai triliunan rupiah mengantre di pasar modal.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, ramainya aksi korporasi dengan target jumbo tak lantas mengindikasikan kondisi pasar saham tanah air yang sudah cukup stabil. Sebab, saat ini situasi dan kondisi perekonomian juga masih diliputi oleh tingginya ketidakpastian.

Apalagi, Dana Moneter Internasional atawa International Monetary Fund (IMF) mengatakan bahwa pemulihan akan tidak merata dan akan terbagi menjadi dua blok, yakni blok yang sudah berhasil survive dan bangkit dari Covid 19, dan blok yang belum berhasil survive yang masih berhadapan dengan situasi dan kondisi Covid-19. Indonesia masuk ke dalam blok yang masih harus berhadapan dengan Covid-19.

Permasalahannya adalah pemulihan yang tidak merata dapat berdampak terhadap kesenjangan yang semakin melebar. Otomatis, volatilitas di pasar juga akan tinggi. Hal inilah yang membuat pasar saham belum bisa dikatakan sudah stabil.

Hanya saja, Nico menilai pelaku pasar dan investor sudah mulai mampu mengarungi volatilitas. Hal ini karena tanda-tanda pemulihan yang sudah ada dalam indikator makroekonomi Indonesia yang tentunya akan berdampak positif terhadap pasar.

Baca Juga: Right Issue BRI Disetujui, Holding Ultra Mikro Segera Beri Manfaat bagi Pelaku Usaha

“Namun, satu hal yang pasti apabila Covid-19 masih belum bisa dikendalikan oleh pemerintah, cepat atau lambat ini akan menjadi batu sandungan terhadap IHSG,” terang Nico kepada Kontan.co.id, Rabu (28/7).

Ambil contoh, terkait penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Apabila PPKM berlarut dalam kurun waktu 1–4  pekan, pelaku pasar dan investor mungkin masih dapat menerima. Jika berlangsung 2–8 pekan, pelaku pasar dan investor akan mulai gelisah. Jika berlarut hingga 8–12 pekan, pelaku pasar  dan investor kemungkinan akan mulai keluar dari pasar. “Cermati setiap sentimen yang ada, karena ini menjadi penting,” ujar Nico.

Ke depan, perkembangan Covid-19 dan taper tantrum dinilai masih menjadi sentimen yang menggelayuti pasar saham. Pilarmas Investindo Sekuritas masih mempertahankan target IHSG hingga akhir tahun di level 6.480.

Selanjutnya: Alasan Buyback Saham BNI di Tengah Wacana Rights Issue

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×