Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) segera meluncurkan proyek terbaru: Metland Cyber City. Kluster pertama proyek ini diperkenalkan pada akhir April atau awal Mei tahun ini.
Proyek ini sebelumnya dikenal dengan nama Metland West City. Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan MTLA Olivia Surodjo menjelaskan bahwa Metland Cyber City adalah proyek berkesinambungan yang bakal dikembangkan dalam jangka panjang.
Proyek ini berlokasi di kawasan Metland Puri, Jakarta Barat. Proyek ini dikembangkan secara bertahap dalam tempo lebih dari 10 tahun. "Nilai investasi keseluruhan belum kami hitung, tapi pasti lebih dari Rp 10 triliun," ungkap Olivia kepada KONTAN, Kamis (12/3).
Di tahap awal, MTLA akan meluncurkan 66 unit residensial. Harga per unit antara
Rp 3,5 miliar-Rp 5 miliar. "Di tahap pertama memang terbatas, karena interchange (persimpangan) yang menghubungkan ruas tol di kawasan tersebut baru beroperasi akhir bulan ini dan belum bisa maksimal," ujar Olivia.
Demi mendukung pengembangan kawasan Metland Cyber City, MTLA memang membangun infrastruktur berupa persimpangan yang menghubungkan ruas jalan tol Jakarta-Tangerang. Di proyek ini, MTLA menggandeng Karyadeka Group. Untuk mengembangkan Metland Cyber City ke depan, MTLA berniat menggandeng perusahaan asing. Proyek ini akan dibangun di atas lahan seluas 60 hektare (ha).
Kelak, MTLA hanya akan membangun tiga hingga empat kluster residensial. Kluster pertama menghabiskan investasi sekitar Rp 200 miliar. Selebihnya, MTLA lebih banyak mengembangkan kawasan komersial meliputi apartemen, hotel, perkantoran hingga pusat belanja.
Dengan persimpangan yang memberi akses langsung ke Bandara Soekarno-Hatta, Metland Cyber City cukup strategis. Oleh karena itu, MTLA masih mengerem penjualan di kawasan itu. Hal ini mengingat nilai jual akan terus naik apabila akses semakin mudah.
Setelah interchange beroperasi, pengembangan Metland Cyber City akan dipercepat secara bertahap. Tahun ini, MTLA hanya menargetkan marketing sales sekitar Rp 80 miliar dari proyek Metland Cyber City. Kawasan ini akan menjadi kawasan premium yang menyasar kalangan menengah ke atas.
Tahun ini, MTLA membidik marketing sales senilai Rp 1,29 triliun yang terdiri dari penjualan perumahan Rp 900 miliar dan pendapatan berulang Rp 390 miliar.
Analis Danareksa Sekuritas Anindya Saraswati meyakini, peminat Metland Cyber City semakin tinggi setelah interchange beroperasi. "Yang terpenting dari development project adalah adanya infrastruktur," ungkap Anindya.
Ia optimistis, target marketing sales MTLA tahun ini bisa tercapai, apalagi didukung Metland Cyber City. "Secara makro, penurunan BI rate menjadi katalis positif bagi properti," lanjut Anindya. Tapi di sisi lain, sektor properti masih dibayangi kebijakan pajak penjualan barang mewah (PPnBM).
Anindya merekomendasikan buy MTLA dengan target Rp 600 per saham. Harga saham MTLA kemarin di posisi Rp 434 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News