kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody's sebut utang PT Krakatau Steel (KRAS) berisiko, ini kata manajemen


Senin, 23 September 2019 / 08:25 WIB
Moody's sebut utang PT Krakatau Steel (KRAS) berisiko, ini kata manajemen
ILUSTRASI. Proses Pengolahan Baja di PT Krakatau Steel Cilegon


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam risetnya, Moody’s menetapkan enam perusahaan pelat merah Indonesia dalam kondisi utang yang berisiko. Dua di antaranya adalah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Direktur Utama KRAS Silmy Karim mengatakan hingga saat ini belum ada langkah signifikan yang diambil manajemen. “Masih belum ada yang signifikan,” jelasnya, Jumat (20/9).

Baca Juga: Rasio Utang BUMN Mengkhawatirkan

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, Silmy yang dikenal karena keberhasilannya menyembuhkan dua perusahaan pelat merah tersebut telah memiliki beberapa strategi.

Pada akhir Agustus 2019 lalu, KRAS dijadwalkan meneken perjanjian restrukturisasi kredit sebagai kelanjutan master restructuring agreement (MRA) Juni 2019.

Dalam restrukturisasi ini setidaknya ada tiga skema yang akan dijalankan yaitu pembayaran menggunakan cashflow, penjualan aset dan sebagian convertible bond.

Baca Juga: Terus merugi, Krakatau Steel mau gabung holding BUMN pertambangan?

Adapun, dalam perjanjian ini Bank Mandiri akan memberi nilai kredit kepada KRAS sekitar Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun.

Asal tahu saja, total liabilitas KRAS per semester I-2019 sebesar US$ 2,57 miliar atau setara Rp 35,98 triliun (kurs Rp 14.000). Sementara itu ekuitas mereka tercatat US$ 1,7 miliar.

Pada semester satu tersebut, KRAS juga masih melanjutkan kerugian sejak 2012. Adapun kerugian semester I-2019 tercatat US$ 98,78 juta.

Pada catatan Kontan, Jumat (6/9) Silmy menegaskan, pihaknya memprioritaskan upaya restrukturisasi utang dan sedang dalam finalisasi tanda tangan perjanjian kredit.

Baca Juga: Butuh waktu minimal dua tahun, berikut strategi penyelamatan Krakatau Steel (KRAS)

KRAS juga tengah membidik dana US$ 1 miliar dari upaya menjual aset-aset noncore. Beberapa hal yang akan dilakukan lainnya adalah divestasi anak perusahaan, sekuritisasi dan IPO anak usaha afiliasi. Ini akan dilakukan pararel.

Adapun, anak perusahaan yang tengah dipersiapkan untuk divestasi adalah PT Krakata Tirta Industri (KTI), PT Krakatau Daya Listrik (KDL) , dan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS).

Kabar terakhir, KTI tengah dilirik oleh PT PP Tbk (PTPP), namun antara KRAS dan PTPP belum dapat bersepakat lantaran keduanya ingin menjadi pemegang mayoritas. Sementara KDL masih dalam proses uji tuntas (due diligence) dengan PT PLN dan KBS sedang proses dengan Pelindo II.

Baca Juga: Penyelamatan Krakatau Steel (KRAS) Butuh Dua Tahun tapi Ada Syaratnya

Sementara itu, KTI, KBS, dan PT Krakatau Industrial Estate adalah anak usaha yang rencananya akan dilepas untuk melantai ke bursa. Kendati begitu, rencana IPO mungkin akan terealisasi dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.

Sementara itu, manajemen GIAA hingga saat ini belum memberikan keterangan kepada Kontan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×