kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody's pangkas rating Lippo Karawaci (LPKR) jadi B3 dengan outlook negatif


Rabu, 19 September 2018 / 21:10 WIB
Moody's pangkas rating Lippo Karawaci (LPKR) jadi B3 dengan outlook negatif
ILUSTRASI. Pembangunan Apartemen Meikarta


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Moody's Investors Service menurunkan peringkat perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Lembaga pemeringkat internasional ini menurunkan peringkat LPKR dari sebelumnya B2 menjadi B3.

Dalam keterangan resminya, Rabu (19/9), Moody's juga menegaskan outlook negatif untuk LPKR. "Penurunan peringkat mencerminkan ekspektasi kami bahwa arus kas operasional Lippo Karawaci di tingkat perusahaan induk akan mengalami pelemahan lebih lanjut dalam 12-18 bulan ke depan, serta kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban utangnya akan bergantung pada kemampuannya mengeksekusi aset penjualan, " ujar Jacintha Poh, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody's dalam keterangan tersebut.

Sebagai bagian dari rencana penjualan asetnya, kemarin (18/9) LPKR mengumumkan penjualan 100% sahamnya di Bowsprit Capital Corporation Limited, perusahaan yang memiliki 7% saham di First REIT, OUE Limited, hingga OUE Lippo Healthcare, dengan nilai SGD 99 juta. Selain itu, LPKR juga menjual 10,6% porsi sahamnya di First REIT kepada anak usaha tidak langsung OUE Lippo Healthcare Limited dengan nilai SGD 103 juta.

"Lippo Karawaci akan menerima peningkatan likuiditas sebesar SGD 202 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun pada November 2018, jika penjualan tersebut selesai. Namun, penjualan ini tidak akan mengatasi pelemahan fundamental Lippo Karawaci terkait arus kas operasi, " kata Poh, yang juga merupakan analis utama Moody's untuk LPKR.

Poh juga memperkirakan, penambahan likuditas tersebut hanya akan cukup untuk memenuhi kebutuhan kas perusahaan hingga September 2019, mengingat tingkat cash-burn perusahaan mencapai sekitar Rp 1,1 triliun sepanjang 2018 dan sekitar Rp 1,3 triliun pada tahun 2019 nanti.

Moody's melihat, arus kas operasional LPKR di tingkat perusahaan induk akan terus negatif dalam kurun 12-18 bulan ke depan. Dengan catatan, arus kas total konsolidasi tidak termasuk arus kas dari anak usaha PT Siloam International Hospitals (SILO) dan PT Lippo Cikarang (LPCK), namun melingkupi arus kas antarperusahaan seperti dividen dan hasil penjualan aset.

Buruknya arus kas operasional LPKR disebabkan oleh, pertama, marketing sales yang lemah. Kedua, penurunan biaya asset menagement dari penjualan Bowsprit Capital Corporation.

Ketiga, penurunan dividen arus kas dari perusahaan investasi real estat yang terdaftar di Singapura lantaran porsi saham yang berkurang pada First REIT, serta berkurangnya dividen per unit dari Lippo Malls Indonesia Retail Trust. Keempat, bunga yang lebih tinggi bagi utang perusahaan yang berdenominasi dolar AS sebagai akibat dari melemahnya rupiah dan biaya utang yang lebih tinggi.

Lebih lanjut, Moody's berpendapat, LPKR juga terkena risiko refinancing karena tidak cukupnya likuiditas untuk mengatasi total utangnya jatuh tempo pada 2018 dan 2019. Per 31 Maret, utang bernilai sekitar Rp 1,3 triliun tersebut meliputi Rp 590 miliar pinjaman ke berbagai bank lokal, juga sisa US$ 50 juta pinjaman sindikasi kepada UBS AG dan Deutsche Bank yang semula jatuh tempo pada September 2018 tetapi diperpanjang hingga April 2019.

Sementara, outlook negatif yang diberikan mencerminkan ketidakpastian seputar pelaksanaan penjualan aset LPKR yang dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut pada likuiditas perusahaan induk ini selama 12-18 bulan ke depan.

Perbaikan prospek dan peringkat ini tidak dapat dilakukan selama perusahaan masih bergantung pada penjualan aset untuk melunasi utang-utangnya. Sebaliknya, peningkatan bisnis pembangunan properti yang berdampak pada kenaikan arus kas operasional dapat mencegah peringkat perusahaan diturunkan ke level yang lebih rendah lagi.

Penurunan peringkat lebih lanjut, menurut Moody's, akan dilakukan jika kondisi arus kas operasional perusahaan terus memburuk, sehinggga likuiditas LPKR terus melemah. Hal ini berpotensi terjadi jika perusahaan gagal mengeksekusi penjualan aset minimal Rp 2 triliun selama enam bulan ke depan. Moody's juga mengimbau bahwa penurunan peringkat pada obligasi senior tanpa jaminan LPKR juga dapat dilakukan jika utang juga dialami oleh anak-anak usahanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×