Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, jumlah investor pasar modal tumbuh 71,42% sepanjang tahun 2021. Hal itu terlihat dari single investor identification (SID) yang mencapai 6,65 juta per 19 Oktober 2021, naik dari posisi akhir tahun 2020 yang sebanyak 3,88 juta.
Teguh mengatakan, dengan banyaknya investor yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) tentu banyak dana yang masuk. "Jadi artinya saat ini waktu yan tepat untuk IPO karena banyak peminatnya. Buktinya IPO yang dilakukan sukses semua," kata Teguh.
Teguh bilang, jika kondisi tidak mendukung, akan banyak IPO yang batal dan ditunda. Tetapi kalau melihat kesuksesan para pemilik perusahaan mendapatkan dana segar hingga triliunan di tahun ini, artinya memang momentumnya sedang bagus. "Tidak setiap tahun dan setiap saat kondisi pasar cocok untuk IPO seperti sekarang. Kadang ada kondisi pasar sedang lesu, investor publik jarang bertambah," ujar Teguh.
Di tahun depan, BEI telah memproyeksi, jumlah investor pasar modal pada tahun 2022 dapat mencapai lebih dari 10 juta Single Investor Identification (SID). Nah melalui dasar ini, Teguh mengatakan, tahun depan bisa jadi IPO akan semakin semarak.
Baca Juga: BEI Proyeksikan Investor Pasar Modal 2022 Bisa Lebih Dari 10 Juta SID
Kendati momentum ini baik untuk pemilik perusahaan, Teguh berpesan, investor harus lebih selektif memilih. Semakin besar perusahaan yang IPO, semakin besar nilai target dan perolehannya maka semakin gencar promosinya.
Biasanya akan diiming-imingi perusahaan tersebut akan menjadi perusahaan bagus, saham akan naik, dan sebagainya, padalah belum tentu perusahaan yang bersangkutan sebagus yang dikatakan. "Investor harus membaca prospektus, membaca keterbukaan informasi, laporan keuangan, jangan hanya dengar dari katanya-katanya saja," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News