Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengurangi sebagian besar kenaikannya dari sebelumnya pada Selasa (2/7).
Setelah jalur prakiraan Badai Beryl terus mengarah menjauh dari area produksi lepas pantai utama di wilayah peraturan Amerika Serikat (AS) di utara Teluk Meksiko.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 24 sen atau 0,28% menjadi US$86,84 per barel pada pukul 1520 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah WTI naik 5 sen atau 0,06% menjadi US$83,23 per barel.
Baca Juga: Kenaikan Permintaan Bahan Bakar Memanaskan Harga Minyak
Sebelumnya pada hari Senin (1/7), WTI naik US$1 menjadi US$84,38 per barel karena ketakutan bahwa Beryl mungkin memiliki dampak yang lebih luas di Teluk Meksiko saat permintaan bahan bakar motor AS meningkat.
Kedua patokan minyak tersebut naik sekitar 2% pada sesi sebelumnya.
Namun, saat prakiraan baru muncul pada hari Senin, pedagang menjadi kurang takut terhadap masalah pasokan, kata Phill Flynn, analis dari Price Futures Group.
"Pasar menyadari bahwa Beryl tidak akan menutup jumlah produksi minyak lepas pantai yang signifikan," kata Flynn.
"Kita mungkin melihat beberapa penutupan, tetapi dampaknya akan minimal pada platform."
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik ke Level Tertinggi dalam Dua Bulan
Badai Beryl adalah badai Kategori 5 yang berbahaya yang mengamuk di Laut Karibia. Diperkirakan akan melemah menjadi badai tropis saat memasuki Teluk Meksiko pada akhir pekan ini, menurut Pusat Badai Nasional AS.
Permintaan bensin AS diperkirakan akan meningkat seiring dengan musim perjalanan musim panas yang berlanjut dengan liburan Hari Kemerdekaan minggu ini.
Asosiasi Otomobil Amerika memperkirakan bahwa perjalanan selama periode liburan akan meningkat 5,2% dibandingkan tahun 2023, dengan perjalanan mobil naik 4,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News