Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kemerosotan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) jadi penopang kenaikan harga minyak mentah WTI di perdagangan hari ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu (21/12) pukul 15.46 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange terangkat 0,83% di level US$ 53,74 per barel dibanding hari sebelumnya.
Dari laporan American Petroleum Institute stok minyak mentah AS pekan lalu mencapai 4,15 juta barel dibanding bulan sebelumnya. Sementara dari data Energy Information Administration (EIA) yang akan dirilis malam ini diduga pasokan bisa turun 2,4 juta barel.
Apabila data tersebut dirilis sesuai prediksi, bukan tidak mungkin harga minyak WTI akan terkerek naik lagi.
“Mengetatnya pasokan minyak di AS jadi dukungan bagi kenaikan harga saat ini. Untuk jangka pendek tren bullish masih bisa terjaga. Hanya saja kembalinya pasokan dari Libya bisa menjadi isu yang akan diperhatikan juga oleh pelaku pasar,” tutur Jonathan Barratt, Chief Investment Officer Ayers Alliance Securities seperti dikutip dari Bloomberg.
Libya kembali membuka dua tambang minyak terbesarnya dan juga bersiap untuk kembali melakukan pengiriman kargo minyak mentahnya untuk pertama kali dalam dua tahun terakhir. Sampai saat ini sentimen tersebut terus menjadi penahan bagi pergerakan harga minyak mentah.
Belum lagi, stok minyak di Cushing, Oklahoma, pelabuhan pengiriman minyak terbesar AS naik 609.000 barel pekan lalu. Sehingga saat ini terjadi tarik menarik sentimen harga minyak di pasar. Walau spekulasi berkurangnya pasokan minyak mentah masih lebih dominan untuk terus menjaga kenaikan harga minyak WTI di atas level US$ 53 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News