Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak melanjutkan penguatan di atas US$ 33 per barel didukung oleh penurunan cadangan minyak mentah Amerika Serikat. Mengutip Bloomberg, Kamis (18/2) pukul 19.15 WIB, harga minyak kontrak pengiriman April 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 2% ke level US$ 33,64 per barel.
Minyak telah mencatat kenaikan di hari ketiga setelah American Petroleum Institute (API) merilis data cadangan minyak AS yang turun 3,26 juta barel pada pekan lalu.
Wahyu Tri Wibowo, analis PT Central Capital Futures mengatakan, data penurunan cadangan minyak AS hanya memberi sentimen positif dalam jangka pendek. "Dua faktor utama penggerak minyak yakni nilai tukar USD dan pertumbuhan ekonomi masih sulit mengubah tren bearish," paparnya.
Menteri Minyak Iran, Bijan Namdar Zanganeh menyatakan jika pihaknya mendukung langkah - langkah untuk menstabilkan harga minyak, termasuk memangkas output. Namun, selama realisasi belum terlihat, maka potensi tren penguatan harga minyak juga belum ada.
"OPEC belum terlihat melakukan intervensi, keputusan untuk memangkas produksi juga belum disepakati semua anggota," lanjut Wahyu.
Dalam jangka pendek, Wahyu menduga harga minyak masih akan bergerak di sekitar level US$ 25 - US$ 35 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News