kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Minat Investor Dalam Lelang SUN Meningkat, Tenor 10 Tahun Jadi Favorit


Selasa, 16 Mei 2023 / 18:50 WIB
Minat Investor Dalam Lelang SUN Meningkat, Tenor 10 Tahun Jadi Favorit
ILUSTRASI. Dari total penawaran masuk Rp 65,45 triliun, pemerintah hanya memenangkan Rp 44,99 triliun pada lelang SUN Selasa (16/5).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatatkan total penawaran Rp 65,45 triliun dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) yang berlangsung pada Selasa (16/5), lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya yang sebesar Rp 44,99 triliun. Akan tetapi, pemerintah pada akhirnya memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 15 triliun saja. 

Dalam lelang kali ini, mayoritas permintaan investor tertuju pada seri SUN dengan tenor 10 tahun, yakni seri FR0096. Jumlah penawarannya mencapai Rp 23,52 triliun atau 35,9% dari total penawaran yang masuk. 

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, meningkatnya minat investor dalam lelang SUN kali ini didukung oleh sejumlah faktor. Pertama, data inflasi Amerika Serikat (AS) yang melandai pada April 2023 memunculkan ekspektasi bahwa The Fed akan mengambil jeda dalam kebijakan kenaikan suku bunganya yang agresif. 

Kedua, rilis data ekonomi di AS dan China menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi sehingga investor mencari instrumen investasi di negara-negara yang lebih aman. Ketiga, ada spekulasi terkait kemungkinan Bank Indonesia untuk memangkas bunga acuannya mulai tahun ini atau tahun depan. 

Baca Juga: Minat Investor Tinggi, Penawaran Lelang SUN Mencapai Rp 65,45 Triliun, Selasa (16/5)

"Spekulasi ini muncul setelah rilis data pertumbuhan ekspor Indonesia yang turun cukup signifikan dan lebih dalam dari perkiraan pada April 2023," ucap Fajar saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (16/5). 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, neraca perdagangan Indonesia April 2023 surplus US$ 3,94 miliar, lebih tinggi dari surplus bulan sebelumnya yang sebesar US$ 2,83 miliar. Akan tetapi, nilai ekspor Indonesia pada April 2023 hanya sebesar US$ 19,29 miliar, turun 17,62% dibanding ekspor Maret 2023 dan lebih rendah 29,40% dari ekspor April 2022.

Bernada serupa, Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan, sentimen positif bagi obligasi Indonesia berasal dari angka inflasi AS yang makin turun dan tren suku bunga AS yang telah mencapai puncaknya. 

"Hal ini membuat obligasi Indonesia menjadi menarik dengan kondisi makroekonomi yang stabil serta Bank Indonesia telah selesai siklus kenaikan suku bunganya," kata Ezra. 

Baca Juga: Simak Jurus Schroders Indonesia Kelola Aset Reksadana Campuran

Terkait dengan minat investor yang banyak memburu tenor 10 tahun, Fajar menilai hal tersebut terjadi karena tenor 10 tahun menawarkan yield yang menarik. Berbeda dengan obligasi tenor pendek yang sudah mencatatkan penurunan yield cukup signifikan, meski tingkat likuiditasnya tinggi.

Ezra menambahkan, kurva imbal hasil untuk tenor di atas 15 tahun relatif datar sehingga kurang menarik. "Jadi, secara relatif lebih menarik pegang sampai tenor menengah saja," kata Ezra. 

Ezra memperkirakan, yield obligasi dengan tenor 10 tahun bisa turun ke kisaran 6%-6,25% di tahun ini. Potensi penurunan yield ini seiring dengan ekspektasi inflasi yang melandai dan suku bunga acuan yang telah mencapai puncak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×