Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat usai Amerika Serikat (AS) menunda kesepakatan tarif dagang dengan China sejak Senin (11/8) hingga 90 hari ke depan.
Ekonom PT Panin Sekuritas Tbk, Felix Darmawan mengatakan, kesepakatan tersebut memberi sentimen positif jangka pendek bagi pasar saham Asia, termasuk IHSG.
Menurut Felix, investor melihat ini sebagai ruang napas untuk rantai pasok global dan perdagangan komoditas sehingga aliran modal asing bisa lebih stabil dalam waktu dekat.
Di penutupan perdagangan hari ini, IHSG melompat 2,44% ke level 7.791.
Baca Juga: IHSG Melonjak 2,44% ke 7.791 pada Selasa (12/8), ARTO, TLKM, BBRI Top Gainers LQ45
Per pukul 16.35 WIB, indeks Nikkei Jepang pun turut menguat 2,15%, disusul Shanghai Composite Index yang mendaki 0,50%. Hang Seng Index Hong Kong juga mengikuti dengan kenaikan 0,25%
Namun, Straits Times Index Singapura tampak memerah 0,28% hingga pukul 16.35 WIB.
“Mengingat ini hanya jeda sementara, pasar tetap akan sensitif terhadap perkembangan negosiasi selanjutnya,” jelas Felix saat dihubungi Kontan, Selasa (12/8).
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi juga sepakat, penundaan ini berdampak positif bagi IHSG
Namun Audi juga menangkap, tindakan ini dilakukan sebagai alat tawar menawar untuk kepentingan kedua negara adidaya itu, khususnya perihal ekspor chip dan rare earth.
Adapun dalam beberapa minggu awal, Felix menilai kesepakatan ini akan berdampak signifikan, khususnya bagi sektor berbasis ekspor dan komoditas, meski akan bergantung pada progres negosiasi yang nyata.
Kelak jika tidak ada kemajuan substantif, euforia ini menurut Felix bisa cepat mereda dan pasar kembali fokus pada risiko makroekonomi lain seperti kebijakan suku bunga global.
Baca Juga: IHSG Menguat Pasca Penundaan Kesepakatan AS-China, Proyeksinya Bisa ke level 7.800
Dengan asumsi sentimen global tetap terjaga dan arus dana asing berlanjut, IHSG menurut Felix berpotensi menguji level 7.800 hingga 7.900 di sisa tahun ini.
“Namun jika negosiasi AS–China kembali buntu, volatilitas bisa meningkat dan target menjadi lebih konservatif di kisaran 7.600–7.700,” ujar Felix.
Adapun prediksi Audi, dengan syarat de-eskalasi tarif sesuai harapan pasar, pemangkasan suku bunga Bank Indonesia sebesar 25-50 basis poin, dan kembalinya arus modal asing, IHSG menurutnya berpotensi bergerak di level 8.000-8.100.
Selanjutnya: Harga Minyak Turun, Pasar Menunggu Laporan EIA dan Antisipasi Penurunan Permintaan
Menarik Dibaca: Samsung A15 Punya Fitur Fast Charging 25W, Isi Daya hanya Hitungan Menit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News