Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
Serupa, Hanif Mantiq, Head of Investment Division PT BNI Asset Management (BNI-AM) mengungkapkan, perusahaan secara perlahan telah mengalihkan dana pada sektor-sektor saham yang sangat sensitif terhadap pemangkasan suku bunga BI. Ada tiga sektor yang dikoleksi, yakni perbankan, otomotif, serta properti.
Kombinasi antara bunga yang semakin murah, membaiknya perekonomian, relaksasi loan to value (LTV), serta daya beli masyarakat akan menumbuhkan minat investor untuk mengambil kredit konsumer.
"Sebelumnya kami mengambil sektor konsumer yang cenderung defensif seperti rokok dan Indofood. Namun sekarang kami cenderung pilih yang consumer discretionary. Juga ada sektor media," tuturnya.
Sebaliknya, lanjut Hanif, perusahaan cenderung menghindari sektor energi dan gas. Meskipun harga batubara dan minyak telah pulih, melambatnya permintaan global masih membayangi pasar komoditas untuk jangka panjang. Kenaikan harga komoditas akhir-akhir ini juga cenderung dipicu oleh pemangkasan produksi dan suplai. BNI-AM menjaga porsi saham dalam racikan produk reksadana saham hingga 95%.
Hanif memperkirakan, pada tahun 2016, IHSG akan ditutup di level 5.450 dan terus melaju ke posisi 6.000 pada tahun 2017. Katalis positif masih berasal dari harapan membaiknya realisasi tax amnesty.