kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski menarik dikoleksi, MI belum tertarik meramu DIRE


Kamis, 12 Januari 2012 / 08:30 WIB
Meski menarik dikoleksi, MI belum tertarik meramu DIRE
ILUSTRASI. Tower Bersama Infrastructure (TBIG) akan menggunakan dana obligasi untuk membayar utang anak usaha.


Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kondisi likuiditas yang terbilang melimpah mendorong makin tingginya kebutuhan investor atas pilihan instrumen investasi. Selain saham, obligasi, reksadana, dan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), di pasar keuangan juga dikenal produk Dana Investasi Real Estate (DIRE).

Produk DIRE di pasar keuangan domestik sejauh ini masih belum populer. Hingga kini, di pasar dalam negeri belum ada satu pun manajer investasi (MI) yang menerbitkan produk yang juga disebut Real Estate Investment Trust (REIT) ini.

Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), menuturkan, DIRE sejatinya menjanjikan keuntungan yang prospketif mengingat pertumbuhan industri properti di Indonesia terbilang kencang.

Namun, nyatanya produk ini tak juga berkembang di pasar domestik karena minat para MI meramu produk ini masih minim hingga kini. "Sosialisasi DIRE memang masih minim ke pasar, kami berniat menggencarkannya terutama ke pelaku industri properti," ujar Djoko, pekan lalu.

DIRE merupakan kontrak investasi kolektif, di mana dana pemodal diputar oleh MI di aset properti. Portofolionya bisa berupa aset properti langsung seperti gedung, maupun berupa saham atau obligasi perusahaan properti.

MI wajib memutar dana kelolaan DIRE minimal 80% di realestat, di mana 50% harus berbentuk aset realestat langsung.

Beleid tentang produk ini juga sudah ada sejak Desember 2007. "Tinggal menunggu calon yang mau," kata Djoko.

Edbert Suryajaya, analis Infovesta Utama, menilai, produk ini prospektif. Jika investor reksadana hanya dibatasi keuntungannya berupa return uang, investor DIRE bisa berkesempatan mendapatkan aset riil berbentuk bangunan.

DIRE akan sangat bermanfaat bagi investor yang ingin berinvetasi di sektor riil namun dananya terbatas. "Pasar realestat masih luas, harga juga tumbuh pesat," katanya.

Agung Winantoro, Direktur Recapital Asset Management, menuturkan, masih minimnya minat MI menggarap DIRE disebabkan masih belum jelasnya mekanisme produk ini. "Perlu ada kejelasan dan sosialisasi rinci mengenai teknis dan mekanismenya," ujarnya.

Dengan begitu, potensi pasar yang luas bisa termanfaatkan melalui produk ini.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×