Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melaju di zona positif sesi perdagangan pertama, Senin (25/7). Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,44% atau 22,76 poin ke level 5.220,01.
Ada 149 saham bergerak naik, 116 saham bergerak turun, dan 87 saham stagnan. Perdagangan sesi pagi ini melibatkan 2,86 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,77 triliun.
Delapan dari 10 indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor aneka industri memimpin penguatan 1,19%. Selanjutnya, sektor barang konsumsi naik 1%, dan manufaktur naik 0,99%.
Sementara, dua sektor lainnya memerah yakni keuangan turun 0,26%, dan konstruksi turun 0,19%.
Aksi jual asing masih mewarnai perdagangan. Di pasar reguler, net sell asing Rp 71,531 miliar dan Rp 33,225 miliar seluruh perdagangan.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 3,38% ke Rp 1.835, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 3,10% ke Rp 9.975, dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA0 naik 2,21% ke Rp 3.240.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Hanson International Tbk (MYRX) turun 3,16% ke Rp 765, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) turun 1,94% ke Rp 505, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 1,94% ke Rp 2.530.
"Sentimen amnesti pajak masih menjadi salah satu katalis positif bagi pasar saham Indonesia ke depan. Pemerintah optimistis akan ada banyak masyarakat yang melaporkan asetnya," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.
Ia menambahkan sentimen positif domestik lainnya, yakni Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja modal akhir Juni 2016 mencapai Rp 44 triliun atau lebih tinggi dari realisasi Juni 2015 yang sebesar Rp 26,9 triliun.
"Penyerapan belanja modal itu didukung oleh percepatan pembangunan infrastruktur," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, masih adanya kekhawatiran oleh sebagian investor terhadap dampak yang belum jelas atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) masih mempengaruhi mayoritas pasar keuangan global. Situasi itu, dinilai masih mempengaruhi pasar saham global dan berimbas ke pasar saham Indonesia.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan bahwa laju IHSG akan dipengaruhi oleh laporan keuangan emiten semester I 2016. Kinerja yang kurang bagus dapat menahan laju indeks BEI lebih tinggi.
"Kinerja emiten yang di luar estimasi akan mengakhiri tren naik jangka pendek IHSG yang sudah berlangsung semenjak awal bulan Juli," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News