Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) memutuskan tak akan membagikan dividen pada tahun ini. Sebab perusahaan yang ada dalam kendali grup Mayapada ini mengalami kerugian untuk tahun 2013 sebesar Rp 55,12 miliar dan tidak mencadangkan dana cadangan wajib.
Di kuartal pertama pertama tahun 2014 ini, kerugian perusahaan meningkat signifikan menjadi Rp 16,54 miliar, naik hingga 133,29% year on year (yoy) dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,09 miliar. "Kerugian disebabkan tingginya beban operasional perusahaan selama ini," kata Arif Mualim, Direktur Operasional SRAJ.
Secara umum, total beban operasional dan selisih kurs perseroan di kuartal satu mencapai Rp 41,63 miliar, naik sekitar 68,88% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 24,65 miliar. Beban terbesar yang ditanggung perusahaan yang mengoperasikan dua rumah sakit Mayapada ini adalah beban bunga yang mencapai Rp 13,96 miliar, naik 302,48% dibandingkan kuartal satu 2013 sebesar Rp 3,47 miliar.
Untuk menaikkan laba perseroan membidik bed occupancy rate (bor) sebesar 80% di Tangerang dan 65% di Jakarta hingga akhir tahun. Sebelumnya, tingkat okupansi rawat inap di Tangerang sebesar 70% dan Jakarta 45%. Untuk itu, perusahaan akan menganggarkan Rp 40 miliar untuk menambah jumlah tempat tidur sebanyak 70 buah di rumah sakit Tangerang. Sehingga, total tempat tidur yang dimilki di RS ini sebanyak 161 tempat tidur.
"Anggaran masih berasal dari dana internal perusahaan. Namun, tak menutup kemungkinan dari eksternal untuk belanja modal perusahaan tahun ini," jelasnya. Pada tahun lalu, perseroan telah menggelontorkan belanja modal sebesar Rp 180 miliar.
Perseroan juga belum menyelesaikan nilai akusisinya terhadap PT Gatsu Griya Megatama (GGM) yang memiliki rumah sakit di Bali. Pada Oktober 2013 lalu, SRAJ telah menyetor nilai akusisi awal sebesar Rp 220 miliar, dengan menggunakan dana atas Penawaran Umum Terbatas I. Rencananya, perseroan akan melunasi sisa nilai akusisi tersebut paling lambat 27 September 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News