Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Menurut Frederik, di satu sisi pasar akan senang karena cost of fund tentu menurun, tapi di sisi lain tingkat bunga kredit juga ikut menurun. Oleh karenanya, pemangkasan suku bunga diharapkan dapat membantu peningkatan volume kredit dan jumlah nasabah yang bertransaksi di bank. Sehingga dapat menopang perbankan melalui pendapatan nonbunga (fee based income).
Suria juga memaparkan hal serupa. Meski pemangkasan suku bunga positif untuk emiten perbankan secara keseluruhan, kondisi perbankan di Indonesia sekarang sedang ada masalah likuiditas. Berdasarkan catatan Suria, loan to deposit ratio (LDR) atau rasio LDR perbankan Indonesia sudah mencapai lebih dari 90%. Artinya, likuiditas bank mengalami keketatan dan utamanya bank-bank BUKU IV.
Baca Juga: Tren penurunan suku bunga topang kenaikan permintaan sukuk
"Data bulan Juni, LDR bank BUKU IV rata-rata mencapai 95%. Likuiditas bank BUKU IV lebih bagus dari bank-bank lain. Namun, bank BUKU III terdampak dan pertumbuhan depositnya menjadi negatif. Itu karena deposito masyarakat terpusat di bank BUKU IV," papar Suria.
Di tengah kondisi itu, Suria menilai lebih baik jika BI juga menurunkan suku bunganya. Sebab, itu akan membantu bank-bank kecil yang tertekan menjadi lebih bisa bernafas.
Baca Juga: Kredit melandai di saat DPK naik, likuiditas perbankan mulai longgar
Alfred juga menyatakan jika suku bunga turun kinerja perbankan dapat meningkat. Menurutnya, perlu digarisbawahi jika BI ikut memangkas suku bunga bukan karena untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, melainkan guna menjaga pertumbuhan.
"Karena Indonesia memang sedang terkena efek perang dagang, jadi pemangkasan suku bunga BI merupakan salah satu caranya menjaga pertumbuhan," tutup Alfred.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News