kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,47   2,12   0.23%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menimbang imbal hasil KIK Dinfra MJPT-001


Senin, 15 April 2019 / 18:38 WIB
Menimbang imbal hasil KIK Dinfra MJPT-001


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-Dinfra) MJPT-001 milik PT Mandiri Manajemen Investasi (MM bersama PT Jasa Marga Tbk (JSMR) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/4).

Total target dana yang terhimpun dari (KIK-Dinfra) MJPT-001 sebanyak Rp 1 triliun dan hingga kini sebanyak Rp 423 miliar dana sudah terhimpun.

Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Alvin Pattisahusiwa mengatakan dana yang terkumpul akan digunakan untuk berinvestasi pada aset infrastuktur, yaitu membeli saham PT Jasamarga Pandaan Tol yang memiliki ruas jalan tol Gempol-Pandaan dan merupakan salah satu anak perusahaan JSMR.

Jadi, underlying asset (KIK-Dinfra) MJPT-001 ini adalah 51% di infrastruktur PT Jasamarga Pandaan Tol dan 49% di pasar uang.

Untuk perkiraan imbal hasil akan bergantung dari kinerja ruas tol tersebut. Alvi mengatakan Internal rate of return (IRR) jalan tol Gempol-Pandaan mencapai 13% per tahun.

"Karena ini juga diperdagangkan di bursa jadi investor berpotensi dapat capital gain dari transaksi penjualan di bursa," kata Alvi, Senin (15/4).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai IRR 13% termasuk tinggi. Meski nantinya, investor tidak mendapatkan bersih 13% karena ada beberapa potongan, Wawan mengatakan jika imbal hasil yang investor dapatkan bisa di 10%, maka KIK Dinfra MJPT-001 bisa dipertimbangkan karena menarik.

Namun, bila dividen atau imbal hasil yang didapat investor berada di 9% menurut Wawan, imbal hasil tersebut jadi kurang menarik karena banyak obligasi yang juga menawarkan di angka tersebut.

Wawan menambahkan meski KIK Dinfra yang ditawarkan secara umum juga bisa dibeli oleh investor ritel, baiknya investor menyadari risiko KIK Dinfra adalah minimnya likuiditas karena produk ini masih baru.

"Setipe, DIRE yang ada di bursa juga kurang likuid, sehingga investor harus siap pegang lama dan agak susah mengharapkan capital gain," kata Wawan, Senin (15/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×