Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
Jemmy menambahkan, deposito bank syariah buku II dan buku III, serta sukuk korporasi dengan rating minimum single A menjadi preferensi utama dalam portofolio Sucorinvest Sharia Money Market Fund. Produk teranyar tersebut, menurut Jemmy, bakal melengkapi produk reksadana syariah Sucorinvest yang telah ada sebelumnya, yakni Sucorinvest Syariah Equity Fund.
Kendati begitu, lain lagi halnya dengan reksadana pasar uang syariah milik Samuel Asset Management yaitu SAM Dana Likuid Syariah. Reksadana yang baru terbit pada 9 Maret lalu lebih mengandalkan sukuk dalam portofolionya.
Menurut Dimas Noverio, portofolio manager SAM Asset Management, sekitar 80% dana kelolaan reksadana ini masih ditempatkan pada sukuk pemerintah maupun korporasi dan selebihnya dalam deposito syariah.
"Kami berusaha untuk melakukan optimalisasi return dengan mengoptimalkan bobot penempatan pada instrumen sukuk dengan rating minimum AA, sedangkan risiko redemption sewaktu-waktu dijaga dengan mempertahankan level kas yang cukup," ujar Dimas.
Menurut Dimas, kinerja SAM Dana Likuid Syariah dari pertama luncur hingga kemarin (24/9) sebesar 0,95%. Namun, ia masih optimistis kinerja akan terus bertumbuh hingga mencapai 2,5%-3%. Bahkan, tahun depan Dimas memproyeksi return bisa lebih tinggi lagi yaitu 6%-7%.
Hal ini seiring dengan terus bertumbuhnya AUM SAM Dana Likuid Syariah yang ditargetkan mencapai Rp 15 miliar-20 miliar sampai akhir tahun. Sejak diluncurkan, dana kelolaan reksadana ini tumbuh 300% menjadi Rp 3,2 miliar.
Sementara, Jemmy juga optimistis dan menargetkan Sucorinvest Sharia Money Market Fund mencetak return 6,7% setahun ke depan. "Hingga akhir tahun ini, kami targetkan dana kelolaan reksadana baru ini bisa mencapai Rp 50 miliar," kata Jemmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News