kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Menilik Prospek Kinerja Emiten Sejuta Umat dan Rekomendasi Analis


Rabu, 27 November 2024 / 21:33 WIB
Menilik Prospek Kinerja Emiten Sejuta Umat dan Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Miniatur banteng wulung di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (20/11/2024). Pada 31 Oktober 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan sepuluh emiten dengan jumlah investor terbanyak seperti BBRI dan BBCA.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Menurutnya, rotasi preferensi investor yang mengarah ke emiten baru seperti GOTO dan BBRI dipengaruhi oleh perkembangan tren pasar dan kondisi ekonomi.

Sebagai contoh, saham BUMI yang dulu populer kini menghadapi tantangan besar akibat fluktuasi harga batubara, sementara ASII tertekan oleh penurunan daya beli masyarakat dan persaingan ketat di industri otomotif, khususnya kendaraan listrik. 

UNVR pun menghadapi tekanan dari kenaikan biaya bahan baku dan kompetisi ketat di sektor barang konsumsi. Meski demikian, Hendra melihat potensi perbaikan di masa depan jika kinerja emiten-emiten tersebut dapat membaik.

Baca Juga: Saham Bank dan Saham Prajogo Pangestu Menyokong Lonjakan IHSG Hari Ini (25/11)

Sementara itu, Nafan Aji Gusta Utama, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, mengingatkan bahwa rotasi saham merupakan bagian dari siklus bisnis. Kinerja saham yang tidak sesuai harapan sering kali mencerminkan kondisi fundamental perusahaan yang menurun. 

Namun, meskipun beberapa emiten belum mencapai profitabilitas yang diinginkan, investor tetap mempertahankan saham mereka dengan harapan adanya aksi korporasi yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan di masa depan.

Nafan menambahkan bahwa kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) akan memengaruhi kinerja emiten di masa depan. Penerapan pelonggaran kebijakan moneter dapat meningkatkan likuiditas pasar dan memberikan peluang ekspansi bagi emiten, yang pada gilirannya dapat memperkuat fundamental mereka.

Baca Juga: IHSG Terbang, Net Sell Asing Masih Kencang pada Senin (25/11)

Melihat dinamika pasar yang terus berubah, para analis menyarankan agar investor memantau perkembangan kinerja emiten dan sentimen pasar secara cermat untuk membuat keputusan investasi yang tepat. 

Sebagai rekomendasi, Nafan memberikan saran untuk melakukan akumulasi pembelian (accumulative buy) pada emiten seperti UNVR, ASII, GOTO, dan BBRI dengan target harga masing-masing Rp 1.890, Rp 5.300, Rp 88, dan Rp 4.610 per saham.

Selanjutnya: US Third-Quarter Economic Growth Unrevised at 2.8%

Menarik Dibaca: Pemerintah Turunkan Harga TIket Pesawat Domestik 10% Selama Periode Nataru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×