kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengulik strategi Maybank Dana Ekuitas


Rabu, 29 November 2017 / 21:39 WIB
Mengulik strategi Maybank Dana Ekuitas


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berhasil berkinerja di atas indeks acuan, reksadana Maybank Dana Ekuitas milik Maybank Asset Management andalkan saham berkapitalisasi besar alias big caps.

Per 24 November secara year-to-date (ytd) reksadana ini mencatatkan imbal hasil 17,98%. Pencapaian kinerja tersebut berada di atas kinerja IHSG di periode yang sama sebesar 14,47%. Bahkan kinerja tersbut berada di atas rata-rata kinerja indeks reksadana saham yang berada di sekitar 7%.

Maybank Asset Management melakukan strategi analisis fundamental dalam mengelola reksadana saham ini. Denny R. Thaher, Chief Executive Officer Maybank Asset Management mengatakan, untuk mengeleminasi faktor timing yang kurang tepat dalam melakukan rebalancing, tim investasi Maybank AM mengembangkan sistem trading yang berbasis kuantitatif guna mengukur momentum pergerakan saham.

"Pemilihan saham tidak terdeviasi jauh dari tolok ukur reksadana ini yaitu IHSG, tetapi pembobotan dari saha-saham tersebut sebagian mengacu pada sistem kuantitatif internal Maybank AM," kata Denny, Senin (27/11).

Setahun terakhir, porsi ekuitas pada reksadana ini berkisar 85%-98%. Berdasarkan data fund fact sheet per Oktober 2017, alokasi aset reksadana ini terdiri dari 85,2% di saham, 3,36% pada obligasi dan 11,46% pada kas.

Reksadana ini mengutamakan portofolio pada saham-saham big cap. Alasannya, faktor likuiditas menjadi salah satu pertimbangan penting. Pemilihan sektor pada reksadana ini ditekankan pada pendekatan secara top down untuk mengukur sektor yang prospektif. "Jika dimulai dengan metode bottom up akan lebih memakan waktu dalam memilih sektornya," kata Denny.

Alhasil, berdasarkan FFS tiga besar sektor andalan yang dipilih reksadana ini adalah sektor perbankan dan keuangan dengan porsi 32,88%, sektor industri barang dan konsumsi dengan porsi 23,76%, dan sektor industri dasar dengan porsi 14,13%. "Sektor andalan sesuai dengan pergerakan momentum positif saat ini," tambah Denny.

Mengenai top 5 saham, Denny mengatakan komposisi selalu berubah sejalan dengan strategi momentum yang dijalankan. Namun, saat ini komposisi top 5 reksadana ini adalah BBCA, BMRI, BBRI, HMSP, dan UNVR.

Menurut Denny, reksdana ini cocok bagi investor yang menginginkan investasi dengan jangka menengah hingga panjang atau lebih dari tiga tahun. Reksadana ini pun cocok bagi investor institusi dan ritel.

Bagi Anda yang tertarik, reksadana ini mematok minimum investasi awal dan investasi selanjutnya dengan biaya relatif terjangkau sebesar Rp 100.000. Sementara, biaya pembelian kembali, penjualan kembali dan pengalihan dikenakan maksimal 2%. Imbal jasa manajer investasi maksimal sebesar 4% dan imbal jasa bank kustodian maksimal sebesar 0,25%.

Dalam memasarkan reksadana, Maybank AM bekerjasama dengan empat agen penjual reksadana, yaitu Xdana Investa Indonesia, Indopremier Securities, Bareksa, dan Bank Maybank Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×