kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengulik prospek Indofarma (INAF) setelah jalin kerjasama dengan perusahaan Korea


Minggu, 29 September 2019 / 13:07 WIB
Mengulik prospek Indofarma (INAF) setelah jalin kerjasama dengan perusahaan Korea
ILUSTRASI. Penjualan Indofarma tumbuh


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sepanjang September 2019, emiten farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) sudah dua kali meneken Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) dengan perusahaan alat kesehatan asal Korea Selatan.

MOU pertama ditandatangani pada 9 September 2019 dengan Korean Medical Devices Support Center (KMD Indonesia). Kerjasama ini dilakukan untuk menjajaki kemitraan untuk produk Electromedical Equipment.

Baca Juga: Menanti Holding Farmasi, KAEF dan PEHA Sudah Siapkan Strategi Bisnis

INAF ditunjuk sebagai pihak yang akan merakit, memproduksi, dan memasarkan alat kesehatannya di Indonesia. Kemudian INAF juga dipercaya untuk melokalisasi produk ini.

Ada 6 produk yang akan dipasarkan INAF di antaranya biopsy kanker payudara, injector filling anti aging, body composition analyser, dan lainnya.

Nota kesepahaman kedua dilaksanakan pada 24 September 2019 dengan PT InBody Corp Indonesia yang merupakan perusahaan perwakilan InBody Co.Ltd yang fokus memproduksi alat kesehatan penganalisa komposisi tubuh.

Dalam kerjasama ini, INAF didapuk sebagai pihak yang akan memasarkan dan mendistribusikan produk Bio Impedance Analysis  (BIA) di Indonesia.

Direktur Keuangan dan Human Capital Indofarma, Herry Triyatno menjelaskan secara rinci Bioelectrical Impedance Analisis (BIA) adalah alat yang digunakan untuk mengukur komposisi tubuh dan bisa digunakan untuk keperluan medis maupun non-medis.

Baca Juga: Emiten BUMN Mewaspadai Risiko Utang

“Alat ini merupakan evolusi dari timbangan berat badan yang bekerja sebagai elektroda atau sinyal listrik pada tubuh sehingga mampu menilai massa otot, lemak tubuh, kadar air tubuh, lemak dalam organ, Basal Metabolic Rate (BMR) dan massa tulang dapat diketahui,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (29/9).

Herry menjelaskan alat analisa komposisi tubuh BIA ini memiliki potensi permintaan (demand) yang cukup besar akan tetapi masih memerlukan edukasi pasar.

Strategi INAF untuk masuk ke pasar medis Indonesia adalah membangun jaringan pemasaran dan distribusi untuk mendorong potensi demand produk yang potensial dan jangka panjang.

Herry menilai alat ini kegunaannya spesifik untuk keperluan tertentu sehingga fokus utama INAF adalah membangun jaringan pasar dan channel penjualan untuk memperkuat fondasi bisnis produk.

Adapun segmen pasar yang menjadi fokus utama pemasaran BIA adalah rumah sakit tipe A,B, dan C di seluruh Indonesia. 

Baca Juga: BPJS Kesehatan sosialisasikan cara membayar iuran tanpa rekening bank

Selain itu, INAF juga menyasar channel Institusi yang membutuhkan peralatan pengukuran komposisi tubuh seperti institusi militer,

Di saat yang bersamaan, INAF juga menggarap pasar non-medical khususnya untuk segmen lifestyle seperti fitness center dan pusat kebugaran umum.

Herry menyatakan kegiatan promosi dan pengenalan produk kepada target pasar akan dimulai melalui launching product pada minggu ke 2 Oktober 2019 untuk selanjutnya tim pemasaran dan distributor akan melakukan penetrasi ke outlet potensial.

Herry menyatakan INAF tidak memerlukan investasi khusus karena Indofarma ditunjuk sebagai sole agent untuk pemasaran dan distribusi di channel medical, institusi khusus  dan non-medical. Jadi bentuk investasi Indofarma lebih diarahkan untuk membangun tim pemasaran untuk melakukan penetrasi pasar sesuai channel yang telah ditetapkan.

Adapun upaya ini sejalan dengan pengembangan portfolio bisnis INAF yang kuat di alat kesehatan.

Lewat kerjasama pemasaran dan distribusi ini, INAF mendapatkan izin lisensi jangka panjang dengan evaluasi secara periodik setiap tiga tahun untuk menyesuaikan dengan masa berlakunya izin edar produk.

Baca Juga: RS Terlambat Bayar Tagihan, Laba SDPC Jadi Tertekan

INAF menargetkan bisa mengisi kebutuhan alat tersebut di rumah sakit dan Institusi secepatnya dengan harapan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja penjualan Indofarma di 2020.

Herry menyatakan dengan kerjasama ini ditambah dengan produk alat kesehatan lainnya yang akan diluncurkan pada 2020 mendatang, penjualan alat kesehatan INAF di 2020 mampu tumbuh 10 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Asal tahu saja, sampai saat ini, Indofarma sudah memiliki partner dari beberapa negara untuk mengembangkan bisnis alat kesehatan antara lain dengan Kanada, China, Korea Selatan dan Yordania.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×