Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
Prospek bisnis Bank Mandiri ke depan relatif oke. Pendorong positif prospek tersebut adalah penurunan NPL bank tersebut menjadi 3,79% pada kuartal dua tahun ini dibanding pada kuartal satu sebesar 4%. Namun katalis negatif juga masih membayangi kinerja BMRI ke depan. "NIM BMRI malah menunjukkan penurunan dari 6,2% di semester I-2016 jadi 5,9% di semester I-2017," kata Bima.
Selain itu, penyaluran kredit komersial turun 1% secara yoy. Berdasarkan hal ini, Bima merekomendasikan hold saham BMRI dengan target harga Rp 13.300 per saham hingga akhir tahun nanti.
Bima memprediksi pendapatan BMRI hingga akhir tahun ini akan meningkat sekitar 7,8% menjadi Rp 82,71 triliun dari posisi Rp 76,71 triliun pada 2016. Sedangkan laba bersih emiten ini meningkat ke Rp 19,59 triliun.
Sementara Andy merekomendasikan buy saham BMRI dengan target harga Rp 14.400 per saham. Alasannya, laba bersih masih sesuai ekspektasi. Kenaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non bunga serta penurunan biaya pencadangan juga mendorong kinerja. Di sisi lain, kenaikan operating expenditure (opex) relatif kecil.
Taye Shim, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyebut, bagian terburuk siklus kredit telah berakhir. "Dengan pemulihan ekonomi global ditambah upgrade peringkat kredit dari S&P, kami percaya prospek BMRI ke depan masih positif," kata Taye dalam risetnya Kamis (20/7).
Taye merekomendasikan buy BMRI dengan target harga Rp 15.540 per saham. Selasa (25/7), harga BMRI berada di Rp 13.350 per saham, naik 0,56% dibandingkan hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News