kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Menguji Ketahanan IHSG Jika Ledakan Omicron Berlanjut dan PPKM Diperketat


Minggu, 06 Februari 2022 / 18:33 WIB
Menguji Ketahanan IHSG Jika Ledakan Omicron Berlanjut dan PPKM Diperketat
ILUSTRASI. Menguji Ketahanan IHSG Jika Ledakan Omicron Berlanjut dan PPKM Diperketat


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Dia bahkan menilai pasar lebih mencermati magnitude yang datang dari arah kenaikan suku bunga The Fed. Jika omicron menjadi sumber kekhawatiran pasar, kata Fendi, maka IHSG akan berada di level 6.500 ke bawah. Tetapi, IHSG masih bisa menembus level 6.600 bahkan bertengger di 6.731 pada penutupan perdagangan pekan lalu.

Cermati sektor dan saham ini

Dalam konsisi tersebut, Fendi menjagokan sejumlah saham di sektor kesehatan dan pertambangan, yang berpotensi mengalami penguatan. Di sektor tambang ada PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 3.200 dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) di level Rp 11.900.

Selanjutnya di sektor kesehatan ada PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dengan target harga Rp 9.100, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) di level Rp 2.500, lalu PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) dengan target harga masing-masing di Rp 2.300 dan Rp 2.100.

"Sedangkan saham yang berpotensi koreksi ialah saham ritel dan mal," sebut Fendi.

Baca Juga: Saham Big Caps Jadi Incaran, IHSG Menguat 1,82% dalam Sepekan

Sementara itu, Ivan berpandangan bahwa sektor yang berpeluang mengalami kenaikan atau bullish reversal diantaranya adalah  transportasi & logistic, consumer non-cyclical, infrastruktur, industrials dan finance. Sedangkan untuk sektor lain diperkirakan bisa kembali konsolidasi atau mengalami tekanan jual dalam jangka pendek.

Ivan bilang, untuk sektor-sektor yang berpotensi mengalami penguatan lanjutan maupun reversal, dapat dilakukan trading buy untuk saham-saham yang sebelumnya sudah menguat atau akumulasi beli pada saham yang sedang di awal uptrend

"Pertimbangkan juga dari sisi valuasi mengingat banyak saham yang PER-nya sudah mencapai angka ratusan sehingga terbilang mahal," ujar Ivan.

Secara teknikal, Herditya melihat saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) berpotensi mengalami koreksi jika PPKM kembali diperketat. Lantaran bisa terjadi penurunan traffic kendaraan sebagai akibat dari mobilitas masyarakat yang terbatas.

Sedangkan menurut Andhika, saham bigcaps sektor perbankan yang memiliki market caps besar seperti BBCA, BMRI, dan BBNI yang telah mengalami kenaikan, berpotensi terkoreksi. 

Jika ledakan kasus covid-19 berlanjut dan PPKM kembali diperketat, dengan karakteristik sektor yang defensive Andhika melihat bahwa emiten di sektor consumer goods seperti UNVR dan ICBP akan mampu bertahan. 

Selanjutnya, sektor yang berpeluang terpapar sentimen positif paling tinggi adalah sektor telekomunikasi seperti EXCL dan ISAT. Lalu emiten rumah sakit seperti MIKA, SILO dan BMHS, serta emiten yang bergerak di sektor farmasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×