kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   -27.000   -1,39%
  • USD/IDR 16.830   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.400   -41,63   -0,65%
  • KOMPAS100 918   -5,59   -0,61%
  • LQ45 717   -5,96   -0,82%
  • ISSI 202   0,24   0,12%
  • IDX30 374   -3,30   -0,87%
  • IDXHIDIV20 454   -4,95   -1,08%
  • IDX80 104   -0,73   -0,70%
  • IDXV30 110   -1,18   -1,06%
  • IDXQ30 123   -1,18   -0,95%

Menguji Ketahanan IHSG Jika Ledakan Omicron Berlanjut dan PPKM Diperketat


Minggu, 06 Februari 2022 / 18:33 WIB
Menguji Ketahanan IHSG Jika Ledakan Omicron Berlanjut dan PPKM Diperketat
ILUSTRASI. Menguji Ketahanan IHSG Jika Ledakan Omicron Berlanjut dan PPKM Diperketat


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Ada faktor yang mungkin menjadi pembeda, antara kekhawatiran dampak gelombang ketiga omicron dibandingkan saat gelombang kedua varian delta pertengahan tahun lalu. Sebabnya, gejala omicron dianggap lebih ringan pada penderita yang terpapar, sehingga pemulihannya relatif lebih cepat dengan risiko kematian yang lebih rendah.

"Oleh karena itu kebijakan pembatasan pemerintah tidak seagresif ketika gelombang kedua dan investor menjadi lebih confident untuk melakukan akumulasi saham," ujar Ivan.

Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder dan CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto juga menyuarakan nada yang optimistis. Dia memperkirakan, dampak terhadap bursa saham tidak akan signifikan, berbeda dengan gelombang covid-19 sebelumnya.

Ada sejumlah faktor yang menjadi sumber optimisme tersebut. Pertama, progres vaksinasi yang terus berjalan, bahkan sudah ke dosis ketiga (booster) menjadikan pasar lebih percaya diri dalam penanganan pandemi di Indonesia. Berbeda saat gelombang pertama dan kedua, ketika vaksinasi masih wacana atau baru di tahap awal.

Kedua, selain pemerintah yang sudah lebih siap dari sisi kebijakan, pelaku pasar pun tampak bisa lebih cermat dalam menganalisis situasi. "Jadi pasar sudah cukup kebal dengan perkembangan (kasus covid) terbaru. Dengan keyakinan pasar yang besar, indeks juga tetap mengalami apresiasi," sebut Fendi.

Baca Juga: Ini Saham-Saham dengan Net Buy dan Net Sell Terbesar Asing Sepekan

Faktor ketiga, para emiten juga sudah lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis saat ini. Fendi memandang sudah ada perubahan model bisnis di kalangan perusahaan, sehingga kondisi pandemi yang masih berlangsung serta pengetatan PPKM sekalipun tidak lagi secara telak memukul kelangsungan usahanya.

Memang, dampak terhadap setiap sektor akan berbeda. Tapi, Fendi menggambarkan bahwa sektor yang pada gelombang pandemi sebelumnya sangat terdampak seperti ritel pun sudah beradaptasi. Terutama lewat pengembangan saluran penjualan dan proses bisnis secara online atau lebih terdigitalisasi.

"Emiten sudah banyak menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan bisnis yang baru. Sehingga dampak dari pembatasan sosial bisa lebih terantisipasi," sebut Fendi.



TERBARU

[X]
×