kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menguat Tipis, Rupiah Hari Ini Masih Dipengaruhi Pidato Pejabat The Fed


Kamis, 09 November 2023 / 12:31 WIB
Menguat Tipis, Rupiah Hari Ini Masih Dipengaruhi Pidato Pejabat The Fed
ILUSTRASI. Kamis (9/11) pukul 12.25 WIB, kurs rupiah berada di Rp 15.642 per dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penguatan nilai tukar rupiah menyempit pada siang ini. Kamis (9/11) pukul 12.25 WIB, kurs rupiah berada di Rp 15.642 per dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah menguat tipis 0,05% dari posisi kemarin Rp 15.650 per dolar AS. Penguatan IHSG menyempit dibandingkan dengan tadi pagi yang sempat menyentuh Rp 15.632 per dolar AS.

Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini masih dipengaruhi sentimen arah suku bunga Federal Reserve. Pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan menyampaikan pandangannya terkait suku bunga selama pekan ini.

Analis Senior Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah bakal dipengaruhi oleh pidato para Pejabat The Fed di pekan ini. Federal Reserve mengindikasikan masih akan membuka ruang kenaikan suku bunga ke depan.

“Inflasi AS berisiko sulit turun ke target dalam waktu dekat, sehingga kebijakan menaikkan suku bunga masih diperlukan,” ucap Reny kepada Kontan.co.id, Kamis (9/11).

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat ke Rp 15.635 Per Dolar AS, Kamis (9/11) Pagi

Reny menambahkan, pelaku pasar akan wait and see terhadap pidato Jerome Powell terkait arah kebijakan Bank Sentral selama minggu ini. Pasar tenaga kerja AS juga dinilai masih kuat dalam menopang perekonomian, terlepas dari tingkat pengangguran Amerika Serikat naik menjadi 3,9% pada Oktober 2023.

“Fluktuasi rupiah dipengaruhi The Fed yang mengindikasikan masih akan menaikkan FFR (suku bunga acuan) menjelang akhir tahun 2023 dan capital outflow dari pasar domestik,” imbuh Reny.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa beberapa pejabat Fed, termasuk Gubernur Michelle Bowman, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mencatat bahwa inflasi masih terlalu tinggi. Sehingga, suku bunga berpotensi naik lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Bank sentral memberi isyarat bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, kemungkinan besar akan tetap di atas 5% hingga akhir tahun 2024. Data berjangka dari alat CME FedWatch menunjukkan kemungkinan 15% kenaikan suku bunga lagi pada Januari 2024 dan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 22% pada Maret 2024.

Baca Juga: Begini Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Hari Ini (9/11)

Ibrahim turut menyoroti tanda-tanda berlanjutnya pelemahan ekonomi di Tiongkok juga membuat para pedagang waspada terhadap pasar regional. Data pada hari Selasa lalu menunjukkan bahwa ekspor Tiongkok turun lebih besar dari perkiraan, sementara neraca perdagangan negara tersebut menyusut ke level terendah dalam 17 bulan pada bulan Oktober.

“Fokus sekarang tertuju pada data inflasi Tiongkok, yang akan dirilis pada hari Kamis,” jelas Ibrahim, kemarin.

Dari internal, Ibrahim menuturkan, kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) diharapkan bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak ketidakpastian global. Sebab, The Fed berpotensi melakukan jeda di level bunga acuan tinggi dan tidak akan menaikkan suku bunga.

“Pergerakan The Fed ini memang mempengaruhi bank sentral di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Kendati demikian, penahanan suku bunga oleh The Fed tidak serta merta membuat BI akan segera menurunkan suku bunga acuan,” kata Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan pergerakan mata uang rupiah bakal fluktuatif hari ini, namun ditutup melemah di rentang Rp 15.630 per dolar AS-Rp 15.700 per dolar AS. Sementara, Reny memprediksi USD/IDR akan bergerak ke kisaran Rp 15.608 per dolar AS–Rp 15.683 per dolar AS, Kamis (9/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×