kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Mayoritas Bursa Asia Longsor pada Kamis (19/10) Jelang Pidato Ketua The Fed


Kamis, 19 Oktober 2023 / 19:39 WIB
Mayoritas Bursa Asia Longsor pada Kamis (19/10) Jelang Pidato Ketua The Fed


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mayoritas indeks saham utama di Asia sore ini, Kamis (19/10), ditutup melemah, dengan indeks saham di Korea Selatan, Hong Kong, dan China masing-masing terpangkas di kisaran 2%. Dari dalam negeri, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut melemah 1,18% ke level 8.846,43.

Menurut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, pelemahan ini terjadi menjelang pidato ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, yakni Jerome Powell malam ini di depan the Economic Club of New York.

Sejak pertemuan kebijakan Federal Reserve pertengahan September lalu, di mana suku bunga acuan dipertahankan di kisaran 5,25%-5,50%, data ekonomi menunjukkan pasar tenaga kerja AS tumbuh lebih cepat secara mengejutkan.  Penjualan Ritel tidak menunjukkan tanda perlambatan, dan berbagai indikator inflasi memberi sinyal yang tidak konsisten mengenai apakah inflasi berada dalam jalur penurunan menuju target 2% sesuai rencana Federal Reserve.

Ditambah lagi, terjadi aksi jual secara masif di pasar obligasi dan pecahnya konflik paling mematikan di Timur-Tengah tanpa adanya solusi dalam waktu dekat sehingga memicu kekhawatiran konflik akan melebar menjadi perang regional.

Baca Juga: IHSG Diramal Memerah Lagi pada Jumat (20/10), Begini Rekomendasi Saham dari Analis

Powell harus bersikap sangat hati-hati dan tidak terlalu yakin atau terlalu ragu dalam pidatonya, karena jika terdengar cenderung ke arah tertentu, akan berpotensi menggoyang pasar finansial.

Dari Asia, investor mencerna rilis data Neraca Perdagangan Jepang yang secara tak terduga mencatatkan surplus JPY 62,44 miliar di bulan September 2023, dibandingkan defisit JPY 2,1 miliar di periode yang sama tahun lalu. Ini adalah surplus Neraca Perdagangan yang pertama dalam tiga bulan terakhir, seiring dengan kenaikan 4,3% year-on-year (YoY) pada ekspor menutupi kontraksi 16,3% YoY pada impor yang dipicu oleh penurunan harga bahan energi.

Baca Juga: Melemah Hari Ini, Begini Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Jumat (20/10)

Bank sentral Korea Selatan atau Bank of Korea (BOK), sesuai ekspektasi mempertahankan suku bunga acuan 7 Day Repurchase Rate selama enam bulan beruntun di level 3,5%, di tengah tingginya harga minyak mentah, pembengkakan beban utang rumah tangga, dan upaya mengawal momentum ekonomi.

Tingkat pengangguran Australia secara mengejutkan berada di level terendah dalam tiga bulan, yaitu 3,6% pada bulan lalu, turun tipis dari 3,7% di bulan Agustus dan lebih rendah dari konsensus pasar yang berada di 3,7%.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) secara tak terduga menaikkan suku bunga acuan BI 7DRRR sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6%. Ini adalah kenaikan pertama sejak bulan Januari 2023, karena BI berusaha menstabilkan nilai tukar dolar terhadap rupiah di tengah tingginya ketidakpastian global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×