kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.800   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Mengintip prospek reksadana syariah di semester kedua


Selasa, 02 Juli 2019 / 19:50 WIB
Mengintip prospek reksadana syariah di semester kedua


Reporter: Agustinus Respati | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Infovesta Sharia Equity Fund Index (ISEFI) terkoreksi 12,83% year to date (ytd) sepanjang semester I. Meskipun demikian, 52,38% produk memiliki kinerja lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungna (IHSG).

Minna Padi Amanah Saham Syariah berhasil menunjukkan taji dengan pertumbuhan sebesar 17,99% ytd. Senada dengan itu, BNI-AM Dana Saham Syariah Musahamah juga mencatat indeks positif 23% ytd.

Head of Research & Consulting Service Infovesta Utama Edbert Suryajaya mengatakan, turunnya ISEFI masih dipengaruhi oleh efek domino dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Sebagaimana diketahui, reksadana syariah biasanya mengarahkan investasinya ke sektor komoditas. Komoditas itu dapat berupa batu bara, CPO, karet, dan lain-lainnya.

Sementara itu, indeks komoditas per Juni juga menunjukkan tren negatif dengan turun 10,57%. Alasan ini menjadi faktor utama turunnya indeks saham syariah.

Namun demikian, ada juga reksadana syariah yang berhasil menunjukkan tren positif. Edbert menanggapi, hal itu dapat terjadi karena kontribusi dari alokasi aset. Hal ini dilakukan dengan memilih investasi ke saham yang tidak terlalu anjlok.

Kedua, dapat pula terjadi karena Manajemen Investasi (MI) memperhatikan market timing. Berarti, MI akan menentukan dengan berbagai cara kapan saat beli dan jual saham yang tepat.

Edbert menambahkan, untuk prospek reksadana saham syariah selanjutnya bergantung pada tren ekonomi global. Adanya pergerakan dari The Fed dan PBOC untuk menggenjot ekonomi di negaranya masing-masing, perlu diikuti oleh pihak regulator.

Edbert berharap agar regulator pro dengan ekonomi. Sekadar info, pada semester I-2019 tren ekonomi sedang negatif. Dia menambahkan bahwa pemerintah perlu memberikan kebijakan ekonomi yang longgar dengan menurunkan suku bunga.

Menurut Edbert, reksadana syariah dapat mengalokasikan investasinya ke sektor infrastruktur dan konsumsi. “Sektor konsumsi bisa jadi menarik bila kondisi tetap fluktuatif dan masih penuh ketidakpastian,” tambahnya.

Edbert juga berharap semoga proyeksi kinerja reksadana saham syariah sampai akhir tahun dapat positif. Harapannya sampai akhir tahun bisa sampai 9%. “Kita masih menunggu perkembangan perang dagang, karena investor juga melihat statement-statement dari perang dagang ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×