Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Saham sektor industrial masih menjadi incaran manajer investasi tahun ini. Salah satunya, BNI Asset Management yang mengambil saham tersebut untuk reksadana kelolaannya, BNI AM Inspiring Equity Fund.
Head of Investment BNI Asset Management Hanif Mantiq mengatakan sektor industrial akan diuntungkan oleh belanja negara di bidang infrastruktur. Saham pilihan antara lain kontraktor badan usaha milik negara (BUMN).
"Sektor ini ditopang oleh penyelesaian tol Trans Jawa dan Trans Sumatra yang akan menjadi prioritas pemerintah, " ujar Hanif, Rabu (10/2).
Pihaknya juga melirik sektor consumer staples seperti fast moving consumer goods yang ditopang oleh kenaikan daya beli masyarakat seiring meningkatnya upah minimum regional (UMR). Juga, poultry yang akan mengalami peningkatan margin menyusul ekspektasi bahan baku ternak seperti jagung dan kacang kedelai yang masih rendah.
Menilik fund factsheet Januari 2016, reksadana ini memutar sekitar 93% pada efek saham dan 7% pada efek kas dan deposito. Mayoritas alokasi aset ditempatkan sektor consumer staples dan health care sebesar 38%, financials sebesar 30% dan consumer discretionary sebesar 13%. Lalu,sektor industrials 9%, telecommunication services 7% dan materials 4%.
Adapun lima efek besar dalam portfolio antara lain saham Astra International (ASII), Bank Central Asia (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Kemudian, saham Bank Mandiri (BMRI) dan saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM).
Dengan strategi tersebut, reksadana ini berkinerja minus 8,45% dalam satu tahun terakhir per 9 Februari 2016. Kinerja tersebut mengalahkan rata-rata return reksadana saham atau Infovesta Equity Fund Index yang minus 13,77%.Demikian juga dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang minus 10,84% pada periode yang sama.
"Dalam waktu kurang dari dua tahun sejak peluncuran, reksadana ini kini memiliki dana kelolaan Rp 1 triliun di Januari 2016," ujar Hanif.
Produk ini diluncurkan dengan nilai aktiva bersih per unit Rp 1.000 pada 7 April 2014. Investor bisa menyiapkan dana sekitar Rp 100.000 untuk minimum pembelian. Sedangkan minimum penjualan kembali ditetapkan Rp 100.000. Investor akan dikenakan biaya pembelian, biaya penjualan kembali, dan biaya pengalihan masing-masing maksimal 2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News