kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BNI AM bidik dana kelolaan reksadana Rp 20 triliun


Senin, 08 Februari 2016 / 17:30 WIB
BNI AM bidik dana kelolaan reksadana Rp 20 triliun


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Manajer investasi agresif bidik pertumbuhan dana kelolaan. Salah satunya, BNI Asset Management yang menargetkan dana kelolaan Rp 15 triliun hingga Rp 20 triliun di akhir tahun.

Sebagai perbandingan, realisasi dana kelolaan BNI AM akhir Desember 2015 sebesar 11,5 triliun. 

Presiden Direktur BNI Asset Management Reita Farianti mengatakan bakal memperkuat jaringan penjualan dan memperluas basis nasabah institusi. Selain itu, perusahaan juga akan menggenjot sinergi dengan grup perusahaan Bank BNI seperti Dana Pensiun BNI, BNI Life, BNI Multi Finance, BNI Securities dan Bank BNI.

"Fokus penjualan produk reksadana akan mengedepankan produk-produk dengan margin tinggi seperti reksadana saham dan RDPT (reksadana penyertaan terbatas) sektor riil serta produk sophisticated lainnya," tutur Reita.

Head of Investment Management BNI Asset Management Hanif Mantiq menambahkan, pertumbuhan dana kelolaan juga akan ditopang oleh membaiknya pasar modal seiring pemulihan perekonomian Indonesia. Produk domestik bruto (PDB) diprediksi akan kembali menyentuh level 5,2% yang didukung oleh beberapa katalis seperti peningkatan belanja infrastruktur pemerintah dari Rp 290 triliun menjadi Rp 314 triliun di 2015.

Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate sebesar 75 basis poin yang akan mendorong konsumsi serta peningkatan investasi pascaserangkaian kebijakan paket stimulus yang memberikan iklim investasi lebih kondusif bagi investor asing.

"Inflasi diperkirakan masih akan relatif rendah di tahun 2016 seiring ekspektasi pelemahan harga komoditas dan minyak dunia," tutur Hanif.

Hanif memperkirakan yield untuk instrumen surat utang pemerintah bertenor 10 tahun akan turun ke 7,75% tahun ini dari 8,74% di 2015 dan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang naik 20% ke level 5,426 di akhir 2016 dari 4.593 di 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×