kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menghadapi Profit Taking, IHSG Sulit Melewati Level 7.300


Kamis, 14 April 2022 / 07:45 WIB
Menghadapi Profit Taking, IHSG Sulit Melewati Level 7.300


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih gagal mencapai 7.300 meski beberapa kali menembus rekor tertinggi. IHSG kemarin (13/4) ditutup pada 7.262,78 yang merupakan level penutupan tertinggi sepanjang masa.

Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana menuturkan, IHSG sudah dua kali berhasil menyentuh level 7.300 ke atas, tapi tidak bisa ditutup di atas area tersebut. IHSG mencatatkan level tertingginya pada perdagangan Senin (11/4) berada pada level 7.355 dan pada perdagangan Selasa (12/4) berada pada level 7.320.

Menurut dia, IHSG belum berhasil mempertahankan level 7.300 ke atas karena secara teknikal di area-area tersebut sering terjadi rejection. Rejection menandakan bahwa investor melakukan aksi taking profit pada area-area tersebut.

Baca Juga: Wall Street Menguat di Tengah Potensi Penurunan Kinerja Bank Besar

Di sisi lain, beberapa saham yang menjadi pendorong IHSG masih laggard atau tertinggal dari kenaikan IHSG. Mengutip data BEI, sepuluh emiten yang masih tertinggal sepanjang April ini ARTO, BBCA, BMRI, BUKA, BBRI, CPIN, BBYB, TOWR, MEGA, dan SMGR.

Raditya berpandangan, untuk sektor perbankan dinilainya saat ini berada pada masa koreksinya. "Mengingat pada awal tahun, saham-saham perbankan terutama empat perbankan terbesar sudah mengalami peningkatan signifikan yang didorong oleh kinerja positif emiten perbankan pada tahun 2021," ujar dia kepada Kontan.co.id, Rabu (13/4).

Kemudian, untuk SMGR dan CPIN dilihat masih terdampak omicron. Banyak proyek yang tertunda sehingga permintaan berkurang dan juga masih melemahnya daya beli yang berimbas pada kedua emiten tersebut. Selain itu CPIN juga tertekan dengan adanya kenaikan harga bahan baku.

Lalu BUKA, secara fundamental masih terbebani oleh rasio utang yang tinggi dan masih berada pada kerugian. Selain itu, rencana kenaikan suku bunga juga akan berpotensi meningkatkan beban bunga dari BUKA.

Baca Juga: Sejumlah Indikator Kinerja Bukalapak.com (BUKA) Membaik Sepanjang 2021

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, untuk sektor-sektor yang masuk dalam kategori teknologi masih tertinggal lantaran belum terlihat profitabilitasnya. Juga, dari sisi valuasi juga terbilang mahal seperti ARTO dan BBYB.

Secara umum, Wawan menilai terbuka saham-saham yang tertinggal itu mengikuti kenaikan IHSG. Tapi, dia menekankan harus juga memiliki katalis yang kuat.

"Saham turun ada alasannya, kalau memang bisa melihat potensi jangka panjangnya maka ini kesempatan untuk beli, tetapi juga disesuaikan dengan masing-masing risk profile dan timeframe masing-masing," ujar dia.

Baca Juga: IHSG Tembus Rekor Terbaru, Berpotensi Menguat Lagi Besok (14/4)

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus berpandangan, saham-saham laggard yang memiliki prospek paling menarik datang dari ARTO, BBYB, dan CPIN. "Sejauh ini kami melihat buy masih menjadi sebuah pilihan dan kesempatan, namun ingat, momentum ketika masuk juga menjadi sesuatu yang sangat penting," kata dia.

Raditya juga melihat sektor perbankan memiliki peluang mengikuti kenaikan IHSG. Hal ini karena pada semester kedua, BI berencana untuk meningkatkan suku bunga acuannya dalam upaya menekan inflasi yang diperkirakan akan meningkat sejak April ini.

"Peningkatan suku bunga tentunya menjadi katalis positif bagi sektor perbankan karena suku bunga kredit dan simpanannya juga mengalami peningkatan sehingga pendapatan dan laba bersih emiten perbankan berpotensi meningkat," kata Raditya.

Dia merekomendasikan saham sektor perbankan dengan buy on weakness. Sementara Wawan menyarankan untuk wait and see dan Nico menjagokan ARTO dengan target harga Rp 20.000 per saham, BBYB Rp 3.800 per saham, dan CPIN Rp 7.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×