Reporter: Annisa Aninditya Wibawa, Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Meminjam istilah anak sekarang, belakangan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seolah mager alias malas bergerak, menanti pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres). Tak ayal, keuntungan para trader semakin mini. Nah, ada tips khusus agar investor tetap dapat mengail cuan maksimal.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, menyarankan, para trader sebaiknya fokus pada saham penggerak pasar. Ia menyodorkan contoh, sektor perbankan, konstruksi, semen, dan komoditas. Selain memiliki likuiditas tinggi, volume perdagangan juga besar.
Tapi, lantaran pergerakan saham cenderung tipis. Satrio menyarankan, trader harus sabar menanti momentum akumulasi buy. Caranya, mencari saham yang bergerak ke support secara teknikal.
Menurut Satrio, jika IHSG koreksi ke 4.750-4.850, trader bisa mulai belanja dalam jumlah besar. Ia yakin, IHSG akan kembali bullish menjelang pemilihan presiden Juli mendatang. Dia memprediksikan, IHSG bisa ke 5.200-5.650. Nah, saat itulah profit taking.
Satrio juga menyarankan, trader mengambil posisi jangka menengah dalam membeli secara bertahap. "Fokuslah untuk ambil posisi jangka menengah paling tidak hingga pilpres nanti dengan akumulasi buy," imbuh dia.
Sementara Kepala Riset Henan Putihrai, Ibnu Anjar Widodo, memilih saham second liner atau third liner lebih tepat. Pasalnya, pergerakan saham-saham tersebut lebih gesit dari saham big caps. "Apalagi saat Piala Dunia, biasanya nilai transaksi turun 30%," ujar Ibnu.
Para analis menyarankan, tetap memperhatikan sentimen dan fundamental perusahaan. Seperti saat rupiah sedang melemah, menurut Andre Setiawan, analis Minna Padi Securities, sebaiknya mencermati emiten yang memiliki pendapatan dalam dollar AS. Dia juga menyarankan saham defensif yang tetap melaju meski sepi sentimen ekonomi. "Seperti, CSAP, WIKA, SAME, ARNA dan ROTI," ungkap dia.
Para analis juga merekomendasikan, tetap disiplin mengawasi support dan resistance saham yang belum atau sudah dibeli. "Untuk menentukan stop loss," ujar Ibnu.
Analis Asjaya Indorsurya Securities, William Surya Wijaya menambahkan, di kala pasar sedang bergerak flat, sebaiknya trader membeli saham di bawah support. Sebaliknya saat resistance belum tertembus sebaiknya hold. "Tunggu pasar rebound," ujar dia. Nah, sebagai panduan pilihan saham analis, Anda bisa menengok di infografis.
Saham Pilihan Analis dan Trader | |||||||||
William Surya Wijaya / Asjaya Indosurya Securities | David Sutyanto / First Asia Capital | Andy Ferdinand / Batavia Prosperindo Sekuritas | Ibnu Anjar Widodo / Henan Putihrai | Reza Nugraha / MNC Securities | |||||
Kode Saham | Support-Resistance | Kode Saham | Support-Resistance | Kode Saham | Support-Resistance | Kode Saham | Support-Resistance | Kode Saham | Support-Resistance |
BBCA | 10.950-12.500 | GJTL | 1.750-2.150 | PTBA | 11.300-11.900 | PWON | 337-481 | PTBA | 10.500-12.400 |
MAPI | 5.050-6.300 | LSIP | 2.200-2.500 | UNVR | 30.075-30.800 | AKRA | 4.120-4.885 | INDF | 6.400-7.200 |
MPPA | 3.040-3.400 | TLKM | 2.350-2.800 | TLKM | 2.490-2.580 | AISA | 2.170-2.780 | BBRI | 9.800-10.600 |
GJTL | 1.780-2.050 | AISA | 2.450-2.750 | HRUM | 2.415-2.565 | ROTI | 1.172-1.405 | UNVR | 29.600-32.000 |
INDF | 6.725-7.300 | UNVR | 29.000-33.000 | INTP | 22.635-23.700 | ISSP | 160-180 | AALI | 25.900-28.000 |
Sumber: Wawancara KONTAN |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News