kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.779   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Mengincar potensi pertumbuhan infrastruktur


Kamis, 05 Juni 2014 / 07:58 WIB
ILUSTRASI. Kapal tunda dan tongkang?PT Cakra Buana Resources Energi Tbk.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Sofyan Hidayat

JAKARTA. Ketersediaan infrastruktur di Indonesia masih terbilang minim. Artinya, potensi pengembangan infrastruktur masih cukup luas. Alhasil,  kondisi ini membuka peluang bisnis bagi perusahaan yang menekuni sektor tersebut. Para manajer investasi memanfaatkan potensi ini, dengan cara meracik produk reksadana tematik infrastruktur.  
             
Salah satunya, PT BNP Paribas Investment Partners Indonesia (BNPP-IP), yang mengemas produk reksadana saham bertajuk BNP Paribas Infrastruktur Plus. Sesuai namanya, produk yang diluncurkan sejak 15 Maret 2007 ini fokus mengoleksi saham-saham yang berhubungan dengan infrastruktur domestik sebagai aset dasarnya.

Presiden Direktur BNPP-IP Vivian Secakusuma mengatakan, reksadana ini selalu terbuka pada saham-saham di luar sektor infratruktur, asalkan saham tersebut masih ada kaitan dengan tema pembangunan infrastruktur. “Kami melihat infrastruktur sebagai tema utama dalam berinvestasi di produk ini,” ujarnya.

Pihaknya memilih tema infrastruktur pada salah satu produk BNPP-IP, lantaran kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia masih terbuka lebar. Dengan begitu, diharapkan kinerja dari emiten yang bersinggungan dengan tema infrastruktur ikut menanjak seiring kebutuhan domestik tersebut.

Fund fact sheet BNP Paribas Infrastruktur Plus per April 2014 menunjukkan, tiga sektor saham terbesar yang mengisi portofolio BNPP-IP, yaitu keuangan, pertambangan, dan telekomunikasi.
 
Menurut Vivian, selalu ada kaitan antara saham-saham sektor perbankan dengan tema infrastruktur. Sebagai contoh, emiten perbankan berkontribusi dalam pendanaan proyek, atau mengucurkan pinjaman kepada perusahaan yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur.

Bahkan, emiten sektor perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masuk kategori lima besar aset dasar penempatan portofolio BNP Paribas Infrastruktur Plus.

Sebagai reksadana jenis saham, BNP Paribas Infrastruktur Plus menempatkan mayoritas aset dalam pasar saham. Hingga April 2014, sekitar 83,9% portofolio reksadana ini nyemplung ke saham dan sisanya di pasar uang.

Dengan mengusung strategi tersebut, reksadana ini mampu menorehkan kinerja moncer. Secara year to date hingga 3 Juni 2014, produk  ini menghasilkan imbal hasil (return) 21,73%. Kinerja ini mengungguli rata-rata kinerja reksadana saham, yang ditunjukkan Infovesta Equity Fund Index, yaitu 18,75% pada periode yang sama. Adapun, per 3 Juni 2014, nilai aktiva bersih (NAB) per unit penyertaan produk ini sebesar Rp 2.915,74.

Vivian mengklaim, dana kelolaan BNP Paribas Infrastruktur Plus per akhir Mei 2014 mencapai Rp 3 triliun. Namun, ia enggan menyebutkan besaran target dana kelolaan dan return produk tersebut hingga akhir tahun ini. “Kami tidak pernah memberi target. Semua tergantung pada kondisi pasar,” ujarnya diplomatis.

Investor bisa mengoleksi produk ini dengan menyiapkan investasi awal minimal sejumlah Rp 500.000. Untuk pembelian selanjutnya, tidak ada batasan nominal.  Investor bakal dikutip biaya pembelian sebesar 2%, sedangkan biaya penjualan 1,25%.

Analis PT Infovesta Utama Vilia Wati menilai, dengan strategi penempatan portofolio di lebih dari satu sektor saham bisa menekan tingkat volatilitas menjadi lebih rendah. "Adanya diversifikasi sektor saham bisa menekan risiko pada reksadana tematik," jelasnya.

Villa mengatakan, prospek pertumbuhan infrastruktur Indonesia juga tergolong baik. Pertumbuhan kinerja perusahaan infrastruktur terbantu oleh proyek-proyek pemerintah. Maka, ia menilai  saham-saham yang berkaitan dengan infrastruktur layak dikoleksi untuk jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×