kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   16.000   0,62%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Meneropong Prospek Kinerja Emiten BUMN di 2026 dan Saham Rekomendasi Analis


Minggu, 28 Desember 2025 / 17:01 WIB
Meneropong Prospek Kinerja Emiten BUMN di 2026 dan Saham Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. IHSG Melemah-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (KONTAN/Cheppy A. Muchlis). Evaluasi kinerja emiten BUMN 2025 dan proyeksi 2026. Pelajari faktor yang mempengaruhi keputusan investor dan sektor yang diprediksi bersinar.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten BUMN pada tahun 2026 kemungkinan tidak akan jauh berbeda dengan sepanjang tahun 2025 ini. Alasannya berasal dari pasar yang kini cenderung wait and see dengan kinerja mayoritas emiten pelat merah.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja IDX BUMN20 hanya mampu naik 7,48% sejak awal tahun 2025. Sebagai perbandingan, ini tentu tertinggal jauh dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terbang 20,59% year to date (YTD).

Dana asing juga terpantau masih keluar dari sejumlah emiten BUMN, khususnya sektor perbankan. Dalam sebulan terakhir saja, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dijual asing paling banyak, yaitu sebesar Rp 4,4 triliun.

Jika ditarik lebih jauh, BBRI sudah dijual Rp 8,82 triliun sejak awal tahun alias year to date (YTD). Di periode ini, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) masing-masing dilego asing Rp 13,8 triliun dan Rp 4,19 triliun YTD.

Baca Juga: Pemulihan Konsumsi Dorong Kinerja Emiten Konsumer di 2026, Cek Saham Pilihan Analis

Sementara, melihat kinerja sahamnya, tercatat ada dua emiten Danantara yang naik ratusan persen sepanjang tahun 2025. Yaitu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Timah Tbk (TINS) yang masing-masing naik 111,15% YTD dan 203,74% YTD.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata melihat, emiten pelat merah dari sektor komoditas dan energi memang tengah diuntungkan sentimen harga dan narasi hilirisasi dan transisi energi di sepanjang tahun 2025.

“Sementara, emiten bank pelat merah dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) cenderung defensif,” ujarnya kepada Kontan, Rabu.

Sementara, lesunya performas IDXBUMN20 lantaran bobot berat dari emiten big caps defensif yang tidak lagi memimpin reli pasar tahun 2025.

“Namun, ini bukan berarti BUMN ditinggalkan investor. Melainkan, pasar semakin selektif dan tidak memberi premi hanya karena status BUMN. Raihan laba, return on equity (ROE), dividen, dan kualitas aset jadi penentu utama,” ungkapnya.

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan melihat, kenaikan IHSG di tahun ini yang cukup tinggi tidak terjadi secara merata ke seluruh saham. Namun, dikontribusikan mayoritas atau sekitar 64% oleh beberapa emiten konglomerasi.

Baca Juga: Belanja Pemerintah Bisa Jadi Katalis, Simak Rekomendasi Saham Sektor Ritel

Dari 11 emiten utama penggerak IHSG di tahun 2025, hanya PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang dimiliki oleh negara. “Dalam tiga tahun terakhir, kenaikan IHSG sebesar 67%-nya disumbang dari 10 emiten non-BUMN,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (28/12).

Performa harga saham BUMN dalam satu-tiga tahun terakhir pun bisa mengindikasi minat pasar yang rendah terhadap saham-saham emiten pelat merah.

Padahal, jika melihat performa fundamental, emiten BUMN masih memiliki kinerja solid, khususnya dari sektor perbankan. “Artinya ada faktor non-fundamental yang dilihat oleh pasar,” ungkapnya.


Video Terkait



TERBARU

[X]
×