Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Hasil RUPSLB 2025
Di tengah kinerjanya yang kurang bergairah, sejumlah emiten BUMN kompak menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di penghujung tahun 2025. Sebut saja, ada TLKM, ANTM, BBNI, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), BBRI, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan TINS.
Lalu, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT PP Tbk (PTPP), BMRI, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Hasil RUPSLB 21 emiten Danantara itu mengubah anggaran dasar dan sebagian merombak jajaran pengurus.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Fast Food (FAST) Genjot Ekspansi & Siapkan Bisnis Unggas
“Hasil RUPSLB di akhir 2025 lebih berfungsi sebagai justifikasi kinerja 2026, seperti kejelasan strategi, tata kelola, dan RKAP, bukan katalis instan (penggerak kinerja). Pasar tetap menunggu realisasi laba dan perbaikan neraca,” kata Liza.
Alfred berpandangan, pelaksanaan RUPSLB emiten BUMN dengan agenda perombakan kepengurusan dan menjadi sesuatu yang lumrah.
Agenda tersebut akan menjadi katalis, jika perubahan kepengurusan bisa memberikan keyakinan kepada pasar akan tujuan utama korporasi melakukan perubahan susunan kepengurusan, yaitu yang utama peningkatan performa.
“Selama ini agenda perubahan susunan kepengurusan di BUMN lebih dekat kepada tujuan ‘mengakomodasi’ kepentingan non-bisnis perusahaan,” katanya.
Baca Juga: Prospek TINS 2026 Cerah Ditopang Harga Timah dan Penertiban Tambang Ilegal
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta melihat, RUPSLB BUMN di penghujung 2025 hanya untuk peningkatan efisiensi dan kualitas bisnis, serta perbaikan kinerja.
“Ini penting untuk meningkatkan kepercayaan pasar ke depan,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (28/12).













