CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.874   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.159   -55,52   -0,77%
  • KOMPAS100 1.094   -8,85   -0,80%
  • LQ45 872   -3,29   -0,38%
  • ISSI 216   -2,49   -1,14%
  • IDX30 447   -0,91   -0,20%
  • IDXHIDIV20 540   0,71   0,13%
  • IDX80 125   -0,91   -0,72%
  • IDXV30 135   -0,09   -0,06%
  • IDXQ30 149   -0,09   -0,06%

Menebak Potensi Window Dressing di Tengah Ancaman Resesi Global


Selasa, 04 Oktober 2022 / 19:04 WIB
Menebak Potensi Window Dressing di Tengah Ancaman Resesi Global
Menebak Potensi Window Dressing di Tengah Ancaman Resesi Global


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Window dressing menjadi momentum yang ditunggu-tunggu oleh investor untuk mendapatkan keuntungan besar di pasar saham. Di tengah ancaman resesi global dan era inflasi tinggi, apakah bakal terjadi window dressing pada akhir tahun 2022 ini?

Seperti diketahui, window dressing merupakan strategi mempercantik portofolio investasi yang dilakukan perusahaan maupun manajer investasi pada di akhir tahun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengungkapkan, peluang terjadinya window dressing pada akhir 2022 ini masih terbuka lebar. Di tengah kekhawatiran turunnya ekonomi global, Nafan menilai kondisi ekonomi Indonesia masih cukup kuat.

Misalnya saja, dari neraca perdagangan yang tercatat surplus. Berdasarkan data BPS, neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 kembali mencatat surplus yakni sebesar US$ 5,76 miliar atau lebih tinggi ketimbang surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$ 4,22 miliar.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat, Cermati Saham Rekomendasi Analis pada Rabu (5/10)

Capaian tersebut terdorong oleh surplus neraca komoditas non minyak dan gas.

Nafan melihat, ke depannya neraca perdagangan Indonesia masih akan membukukan surplus. Ia menilai, Indonesia diuntungkan oleh krisis energi yang membuat harga komoditas merangkak naik.

"Saya pikir, ini membuat pelaku pasar optimistis fundamental ekonomi Indonesia masih solid. Dengan demikian, semestinya kondisi fundamental tersebut mampu menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," ujarnya dalam acara Media Day: October by Mirae Asset Sekuritas, Selasa (4/10).

Nafan menargetkan IHSG bisa menembus level 7.400 pada akhir tahun mendatang. Beberapa saham dari sektor yang ketiban rezeki nomplok atau windfall profit seperti sektor energi, migas dan batubara, pertambangan dan keuangan masih berpotensi mengalami kenaikan harga saham.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,89% ke 7.072, Sektor Energi Melesat 3,18% Pada Selasa (4/10)



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×