kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mencermati peluang di saham LQ45


Senin, 06 Agustus 2018 / 07:12 WIB
Mencermati peluang di saham LQ45
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham penghuni indeks LQ45 cenderung melemah sepanjang tahun ini. Ini tercermin dari kinerja indeks LQ45, yang turun 11,71% per Jumat (3/8). Penurunannya hampir dua kali lipat dibandingkan IHSG, yang terkoreksi 5,23%.

Saham AKR Corporindo (AKRA) mengalami penurunan paling tajam, yakni mencapai 33,39%. Lalu, Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) minus 32,57% dan Bank Tabungan Negara (BBTN) turun 31,37%.

Dari jajaran big caps penghuni LQ45, penurunan signifikan dialami HMSP, TLKM, UNVR, ASII dan BBRI. Kelima saham ini berturut-turut tergerus 20,30%, 22,10%, 19,60%, 14,20% dan 8,50% sejak awal tahun ini.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, saham big caps terkoreksi karena tahun lalu sudah naik tinggi. "Sehingga investor memilih profit taking," kata dia, Minggu (5/8).

Apalagi, sentimen perang dagang dan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat membayangi pasar modal. Pemodal asing pada tahun ini juga cenderung net sell karena mengatur ulang alokasi investasi.

Meski begitu, kata Hans, fundamental pasar saham dalam negeri cukup solid. Penurunan harga saham bisa dimanfaatkan untuk akumulasi beli.

Harus selektif

Hans merekomendasikan saham perbankan, yaitu BMRI dan BBRI. Di sektor konsumer, UNVR masih menarik. Sebab, tahun depan ada sentimen pilkada, yang berpotensi mendongkrak kinerja emiten konsumer.

William Hartanto, analis Panin Sekuritas, menilai, banyak saham sudah di level bottom, bahkan ada yang mulai rebound, seperti ASII dan HMSP. Menurut dia, sejumlah saham berpotensi kembali naik ke level tertinggi, terutama saham bank, seperti BBNI dan BMRI. "Apalagi bank diuntungkan dengan adanya kenaikan bunga kredit, yang bisa meningkatkan pendapatan," ulas dia.

 Sedangkan analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menyebut, peluang kenaikan saham konsumsi dan konstruksi masih terbuka hingga akhir tahun ini. Sektor konsumer akan terdongkrak daya beli masyarakat. Sementara, konstruksi terkait erat dengan proyek pemerintah yang gencar jelang pemilu.

William Siregar menyarankan beli HMSP dengan target harga Rp 4.200 dan WSKT dengan target harga Rp 4.200 per saham.

Menurut analisa Analis Trimegah Sekuritas Rovandi, hingga akhir tahun IHSG cenderung masih akan tertekan, sehingga investor harus selektif masuk ke saham LQ45. Sentimen negatif di pasar, seperti potensi kenaikan suku bunga AS, pelemahan rupiah dan isu perang dagang, masih terlihat. "Kenaikan harga batubara dan minyak mentah juga negatif, kecuali bagi emiten komoditas, ini justru berkah," kata dia.

Itu sebabnya, Rovandi melihat sektor komoditas punya potensi upside. Dia merekomendasikan beli PTBA dengan target harga Rp 5.700 dan INCO dengan target harga Rp 5.700. Sementara, menurut hitungan Rovandi, ADHI dan UNVR masih akan terkoreksi sampai akhir tahun ini.

William Hartanto bilang, investor harus hati-hati dengan saham yang saat ini masih memperlihatkan downtrend, seperti TLKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×