kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti bunga The Fed naik, apa yang bisa dilakukan investor?


Jumat, 13 April 2018 / 15:31 WIB
Menanti bunga The Fed naik, apa yang bisa dilakukan investor?
ILUSTRASI. Papan Elektronik Pergerakan Saham Gedung BEI


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Reserve (The Fed) diperkirakan kembali menaikkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR) bulan Juni mendatang. Sembari menunggu realiasi tersebut, apa yang harus disiapkan investor?

Kepala Riset Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan mengatakan Indonesia masih punya dua modal kuat: inflasi yang terjaga dan kekuatan rupiah. Dengan dua modal itu Bank Indonesia (BI) masih bisa mempertahankan suku bunga acuan, 7DRRR.

Jelang kenaikan bunga The Fed umumnya terjadi arus dana kembali ke AS, yang menyebabkan penguatan dollar AS dan pelemahan mata uang di berbagai negara.

"Seberapa kuat rupiah bisa terdepresiasi, kalau ternyata kuat sekali, tentu intervensi juga akan sia-sia," ujar Alfred kepada Kontan.co.id, Jumat (13/4).

Alfred mengatakan, jika BI mengusung skenario menaikkan suku bunga acuan, pasar akan merespon dan melakukan penyesuaian.

"Karena akan sulit untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi yang gede banget 5,3%-5,4% kalau suku bunga perbankannya naik," terang Alfred.

Meski begitu, Alfred bilang kondisi ini tak akan berlangsung lama dan tak akan sistemik. Dana asing juga diprediksi akan tetap keluar walaupun hanya sementara.

"Kalau bicara capital outflow, tinggal seberapa kuat kita menahannya dengan pertumbuhan ekonomi kita yang bisa diserap oleh pertumbuhan emiten-emiten," kata Alfred.

Setali tiga uang, Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji bilang secara fundamental ekonomi Indonesia masih dalam posisi aman.

Setidaknya terlihat dari naiknya peringkat utang domestik dan luar negeri Indonesia menjadi Baa2 dengan outlook stabil. Nafan menilai kenaikan peringkat ini dapat menambah kepercayaan investor.

Dalam kondisi menanti keputusan Bank Indonesia, investor harus memperhatikan fundamental ekonomi domestik dan emiten.

"Sebaiknya investor melirik saham-saham defensif," ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (13/4).

Alfred mengatakan, fundamental emiten jadi patokan berinvestasi saat banyak sentimen berseliweran. "Investor harus fokus pada fundamentalnya, apalagi beberapa emiten sudah rilis laporan keuangannya," ujar Alfred.

Senada, Vice President Research Departement Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya bilang investor dapat terus berinvestasi meski tengah menanti putusan BI.

"Dengan kondisi sekarang, momentum jadi lebih lebar, tinggal perhitungkan batasan risikonya," kata William.

Sebab, dalam perhitungan Indosurya pada akhir tahun ini harga IHSG bisa mencapai Rp 7.024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×