kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahana TCW targetkan dana kelolaan tumbuh 12%


Jumat, 16 Januari 2015 / 16:12 WIB
Bahana TCW targetkan dana kelolaan tumbuh 12%
ILUSTRASI. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) meningkatkan keahlian dan kompetensi petugas Kereta cepat.


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Fransiska Firlana

JAKARTA. Sekalipun ada peluang yang lebih luas untuk menambah agen penjualan reksadana dari PT Bahana TCW Investment Management tak mengubah target perolehan dana kelolaan tahun ini. Presiden Direktur Bahana TCW Edward P. Lubis mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 12% tahun ini. "Mencari mitra yang memiliki kepentingan yang selaras itu tidak mudah," katanya, Kamis (15/1).

Sekadar catatan, akhir tahun lalu, Otoritas Jasa Keuangan baru saja menerbitkan Peraturan OJK (POJK)No.39. POJK. 04/2014 tentang agen penjual reksadana (Aperd). Dalam aturan itu disebutkan bahwa lembaga keuangan non bank seperti pergadaian, asuransi, multifinance, perusahaan penjaminan, dan pensiun bisa menjadi penjual reksadana. Peran lembaga keuangan non bank tersebut sebagai Aperd diharapkan mampu mendorong pertumbuhan bisnis reksadana.

Namun, karena alasan sulit mencari mitra yang selaras, Edward belum mau memanfaatkan peluang tersebut.

Dengan memanfaatkan tenaga pemasar yang ada saat ini Edward optimis kondisi bisnis tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu. "Tahun lalu memang banyak investor yang memilih investasi di pasar uang dan pendapatan tetap karena kondisi politik yang tak menentu. Jadi lebih banyak yang investasi jangka pendek," katanya. Namun tahun ini, Edward memproyeksikan reksadana saham akan menggeliat seiring sentimen positif dari konsisi politik.

Edward bilang, dalam kondisi sulit tahun lalu pencapaian dana kelolaan bisa melampaui target. Tahun 2014 dana kelolaan ditargetkan hanya tercapai target 25 triliun namun justru melampui angka tersebut dan menyentuh angka Rp 27 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×