Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
"Sementara sikap kami terhadap saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) adalah netral, terutama karena kemungkinan dikeluarkannya ANTM dari MSCI Indonesia pada periode rebalancing mendatang," katanya.
Miftahul juga masih berpandangan positif terhadap sejumlah emiten di sektor nikel. Menurutnya, hilirisasi nikel akan memberikan benefit yang jauh lebih besar meski harga komoditas mentahnya masih mengalami penurunan. Sehingga emiten-emiten yang memiliki smelter masih akan mendulang sentimen positif.
Felix Darmawan, Analis Panin Sekuritas, mengatakan, seiring masifnya pengembangan hilirisasi nikel khususnya untuk bahan baku baterai kendaraan listrik di Indonesia, NCKL berperan lebih dalam industrialisasi tersebut.
Baca Juga: Penawaran IPO Saham SMGA Ditutup Hari Ini (26/1), Apakah Layak Beli?
Hal tersebut tercermin dari pengembangan HPAL melalui Halmahera Persada Lygend (HPL), perusahaan asosiasi dengan kepemilikan NCKL sebesar 45,1% yang memproduksi seperti Mixed Nickel-Cobalt Hydroxide Precipitate (MHP) yang kemudian diolah menjadi nickel sulfate dan cobalt sulfate yang menjadi bahan baku dari prekusor.
Panin Sekuritas menyukai NCKL juga karena ekspansi mereka untuk hiliriasi nikel menjadi bahan baterai kendaraan listrik menjadi katalis positif. Selain itu NCKL memiliki tambang dengan cadangan nikel yang besar.
Sementara Kiwoom Sekuritas merekomendasi buy saham ANTM dengan target harga Rp 1.970 per saham dan hold untuk INCO dengan target harga Rp 4.680.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News