Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto
Sedangkan, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan mayoritas kinerja emiten farmasi menurun, terutama sejak pandemi Covid-19 sudah berakhir dimana terlihat KAEF secara pendapatan telah turun 93,3% dari Rp 576 milliar di tahun menjadi Rp 386 juta.
Berbeda dengan KLBF yang masih membukukan kenaikan pendapatan sebesar 2,5% dari Rp 834 milliar pada tahun 2022 menjadi Rp 855 milliar pada kuartal I 2023.
Praska mengatakan, sentimen positif untuk industri farmasi adalah adanya penguatan rupiah terhadap dolar yang apabila dipertahankan penguatannya maka margin emiten-emiten farmasi akan besar dimana bahan baku pembuatan kebanyakan impor.=
Sementara, sentimen negatif untuk industri farmasi adalah tidak adanya permintaan yang signifikan terhadap produk-produk farmasi seperti obat-obatan, keadaan ini berbeda dengan pandemi Covid-19 yang dimana demand akan obat-obatan sangat tinggi namun supply tidak memadai sehingga kinerja emiten pada tahun 2019 - 2021 tidak bisa menjadi acuan bagi investor.
Praska mengatakan prospek bisnis farmasi ini masih bagus dikarenakan kesadaran akan kesehatan sudah meningkat dan stabil sejak pandemi Covid-19 serta obat-obatan sudah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat.
"Emiten farmasi masih bisa naik namun tidak signifikan lebih ke stabil kecuali ada peristiwa-peristiwa yang dapat mendongkrak demand akan produk farmasi secara signifikan," jelasnya.
Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) Catat Penjualan Rp 2,30 Triliun di Kuartal I-2023, Ditopang Ekspor
Menurut Praska, emiten farmasi masih layak koleksi namun investor harus memperhatikan lini bisnis dan jenis obat-obatan farmasi yang menjadi sumber pendapatan bagi emiten mengingat era pandemi sudah dikatakan hampir berakhir serta fokus pada margin laba emiten.
Praska merekomendasikan buy On weakness saham KLBF. Sementara, Raphon merekomendasi beli untuk saham KLBF dengan target harga Rp 2.430.
Lantaran KLBF memiliki eksposur produk yang terdiversifikasi sehingga mampu mencetak pertumbuhan penjualan yang lebih baik dibandingkan dengan emiten farmasi lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News