Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 tinggal menghitung hari. Prediksi pasangan calon presiden dan wakil presiden favorit pasar modal semakin ramai diperbincangkan.
Asal tahu saja, Pilpres 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden. Paslon 1 adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Paslon 2 adalah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Paslon 3 adalah Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan bahwa sulit untuk menentukan konsensus pilihan pasar modal terhadap Pilpres. Menurutnya, terdapat perbedaan jargon antara perubahan dan keberlanjutan. Jargon "keberlanjutan" cendrung memberikan risiko ketidakpastian yang lebih rendah karena relatif lebih dapat diprediksi dibandingkan jargon "perubahan".
Baca Juga: Intip Pendapat Analis Terkait Capres Favorit Pasar Modal
"Faktor terbesar ekspektasi pasar terhadap event Pilpres bukan kepada siapa kandidat yang dijagokan, karena masing-masing substansi program kandidat punya arah yang sama yaitu mengkapanyekan pasar modal yang lebih baik ke depan begitu juga untuk pertumbuhan ekonomi ke depan dan iklim usaha yang lebih baik," kata Alfred kepada Kontan.co.id, Rabu (31/1).
Namun, faktor terbesarnya adalah bahwa Pilpres berjalan dengan kondusif dengan stabilitas politik pasca Pemilu tetap stabil. Alfred bilang, tidak ada preferensi khusus atau pertimbangan kelayakan antar paslon.
"Apalagi ke tiga calon adalah calon yang belum pernah menjadi Presiden sehingga track record kepemimpinannya hanya bisa dilihat dari posisi sebelumnya yang tidak memiliki eksposur kuat terhadap permasalahan ekonomi nasional, sehingga masih sulit mengukur kepemimpinan ekonomi secara nasionalnya," tuturnya.
Menurutnya Capres 1 punya tagline perubahan yang berbeda dengan Paslon 2 dan Paslon 3 yang hanya melanjutkan. Perubahan tersebut dinilai lebih besar ketidakpastiannya daripada yang hanya ingin melanjutkan, karena "melanjutkan" lebih mudah diprediksi terkait arah kebijakan pemerintah ke depan.
Baca Juga: Intip Prediksi Capres Favorit Pasar Modal dan Saham yang Kena Dampak Positif
Lebih lanjut, Alfred melihat Paslon 2 adalah representasi Jokowi yang merupakan Presiden dua priode sebelumnya. Pada dua periode sebelumnya yang dimenangkan oleh Joko Widodo, IHSG merespon positif terhadap hasil Pilpres tersebut meskipun sifatnya sementara.
"Dan perlu menjadi catatan, Jokowi punya presepsi yang kuat terhadap sektor infrastruktur, sehingga imbas terhadap sektor infrastruktur cukup terlihat saat itu," lanjut dia.
Pada pilpres 2014, IHSG di bulan Juli 2014 saat hasil rekapitulasi diumumkan naik 4%. Pada Pilpres 2019 hasil rekapitulasi di bulan Mei 2019 IHSG terkoreksi karena adanya gugatan terhadap hasil dan begitu sudah diputuskan IHSG di bulan Juni menguat 2,4%.
"Prediksi saya pengaruh hasil Pilpres kali ini terhadap IHSG akan kecil atau rendah meskipun ini Pilpres kali ini menghasil pemerintah yang baru. IHSG cendrung lebih responsif terhadap potensi sentimen negatif dari Pilpres," tegasnya.