Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
Apabila harga minyak naik terus menerus, maka inflasi bisa melonjak dan The Fed bisa meningkatkan suku bunga lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya untuk meredam inflasi tersebut.
Ia menambahkan, saham-saham berbasis komoditas minyak, batubara, CPO, dan nickel bisa dijadikan watchlist dalam beberapa minggu ke depan. “Seiring dengan kenaikan harga komoditasnya, sektor ini akan paling diuntungkan dengan adanya perang tersebut,” tambahnya.
Baca Juga: Asing Net Buy Rp 899 Miliar Saat IHSG Anjlok, Ini Saham yang Banyak Ditadah
Tak hanya itu, sambung Daniel, sementara investor bisa mengalihkan asset beresiko seperti saham dan kripto ke asset yang lebih aman seperti emas atau deposito. Idealnya dengan kondisi saat ini porsi investasi sebesar 70% untuk asset yang tak berisiko.
Equity Analyst PT Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menuturkan, dari segi fundamental, terjadinya perang Rusia-Ukraina ini dapat membawa kontribusi positif bagi Indonesia, karena Indonesia merupakan penghasil komoditas terbesar di dunia.
“Sebaiknya para pelaku pasar untuk menghindari saham-saham yang memiliki market cap besar yang bisa menjadi penekan indeks,” ungkap Andhika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News