kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,95   2,20   0.24%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membaca Arah Pergerakan CDS Indonesia di Fase Pemulihan Ekonomi Tahun Depan


Senin, 27 Desember 2021 / 18:21 WIB
Membaca Arah Pergerakan CDS Indonesia di Fase Pemulihan Ekonomi Tahun Depan


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat menguat tajam, perlahan tapi pasti level credit default swap (CDS) Indonesia mulai turun. Pada awal Desember, level CDS Indonesia tenor 5 tahun sempat berada di level 89,49.

Namun, pada Jumat (24/12), level tersebut telah turun ke level 76,26. Artinya, persepsi atas risiko berinvestasi di Indonesia belakangan mulai membaik.

Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail mengungkapkan, penurunan CDS Indonesia beriringan dengan meredanya kekhawatiran pelaku pasar akan dampak dari varian Omicron. Pasalnya, CDS Indonesia ikut naik ketika kasus Omicron mulai ditemukan di beberapa negara. Investor sempat khawatir akan terhambatnya proses pemulihan ekonomi akibat varian terbaru tersebut.

“Namun, dengan banyaknya temuan medis bahwa Omicron ternyata tidak semembahayakan varian Delta, kekhawatiran investor pun mereda. Alhasil, CDS Indonesia pun ikut melandai,” kata Ahmad kepada Kontan.co.id, Senin (27/12).

Baca Juga: Awal Desember, Dana Asing Keluar Rp 12,5 Triliun

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula menambahkan, selama tahun 2021 kondisi makro ekonomi Indonesia tergolong kuat dibanding negara lain. Mulai dari inflasi yang terjaga, nilai tukar stabil ditopang oleh neraca berjalan dan surplus perdagangan. Selain, itu beberapa bulan terakhir, kasus Covid-19 juga sampai sekarang terus rendah 

Ezra menyebut, hal tersebut membuat persepsi risk on yang pada akhirnya menjaga CDS Indonesia. Dengan ekspektasi membaiknya ekonomi di tahun depan, maka dia memperkirakan level CDS Indonesia pada umumnya akan stabil atau bahkan membaik selama tidak ada event risk off global. 

Apalagi jika mempertimbangkan sisi makro Indonesia yang memiliki potensi pemulihan ekonomi ke level 5% ke atas. Selain itu, tahun depan diekspektasikan keyakinan konsumen kembali meningkat serta konsumsi masyarakat yang menopang pertumbuhan ekonomi akan jadi modal kuat untuk fundamental Indonesia. 

Ezra mengatakan, harus diperhatikan timing dan arah The Fed tentang kenaikan suku bunga karena akan berdampak ke imbal hasil US Treasury dan ke nilai tukar rupiah. "Selain itu, perkembangan Covid-19 juga terus diperhatikan dengan harapan tidak ada kenaikan kasus yang signifikan,” imbuh dia.

Baca Juga: CDS Indonesia melonjak seiring munculnya varian baru Covid-19

Sementara Ahmad justru memproyeksikan tahun depan CDS Indonesia akan kembali naik. Menurut dia, akan terdapat ketidakpastian pada pergerakan yield US Treasury karena kenaikan suku bunga acuan. Proyeksinya, CDS Indonesia tenor 5 tahun bisa bergerak di antara level 80-100.

Walaupun naik, ia menilai pada rentang tersebut CDS Indonesia masih akan tetap relatif bagus. Terlebih lagi, secara fundamental, Indonesia masih solid seiring dengan rupiah yang kuat serta data neraca perdagangan yang masih akan surplus. Selain itu, dengan pulihnya aktivitas ekonomi di tahun depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi akan membuat kepercayaan investor terhadap Indonesia juga akan lebih bagus lagi.

Hanya saja, risiko yang patut diperhatikan adalah inflasi domestik. Jika sampai terjadi kenaikan inflasi yang di atas target Bank Indonesia, Ahmad menilai risiko tersebut bisa menjadi sentimen negatif.

“Inflasi Indonesia pada tahun depan bisa saja mencapai 7%, selain efek kenaikan harga kebutuhan, ada wacana pemerintah akan hapus premium dan pertalite. Ditambah lagi, dengan low base effect di tahun ini, pemulihan ekonomi bisa membuat inflasi tinggi,” tutup Ahmad.

Baca Juga: Pasar Obligasi Negara Berkembang Paling Cuan di Sepanjang 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×