kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memaksimalkan peluang di tengah pandemi, ini strategi Bundamedik (BMHS)


Jumat, 16 Juli 2021 / 20:16 WIB
Memaksimalkan peluang di tengah pandemi, ini strategi Bundamedik (BMHS)
ILUSTRASI. Bundamedik (BMHS) mengantongi dana segar hingga Rp 210,80 miliar dari hajatan IPO.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih membayangi, PT Bundamedik Tbk (BMHS) tetap mantap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu, Rabu (6/7).

Emiten yang bergerak di industri penyedia jasa kesehatan ini melepas 620 juta saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 20 per saham pada saat penawaran umum saham perdana atau initital public offering (IPO). Jumlah tersebut mewakili 7,26% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dan pelaksanaan konversi obligasi. 

Setiap saham BMHS ditawarkan dengan harga Rp 340. Dus, emiten baru ini mengantongi dana segar hingga Rp 210,80 miliar. BMHS menggandeng PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Direktur Bundamedik Nurhadi Yudiyantho mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan diri melantai di bursa sejak jauh hari. Sehingga, peningkatan kasus positif Covid-19 yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir tidak mempengaruhi proses IPO. "Kami sudah menyiapkan fundamental yang kuat untuk keseluruhan unit bisnis healthcare kami," ujar Yudi dalam pemaparan saat listing BMHS. 

Baca Juga: Diagnos (DGNS) catatkan permintaan pemeriksaan PCR meningkat 2.000 tes per hari

Sekadar informasi, BMHS memiliki unit bisnis yang saling mendukung satu sama lain, yaitu rumah sakit dan klinik, jejaring klinik fertilitas Morula, dan laboratorium Diagnos. PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk telah terlebih dahulu melantai di bursa dengan kode saham DGNS pada 15 Januari 2021. 

Kecepatan BMHS dalam merawat pasien Covid-19 menjadi peluang di tengah permintaan yang terus meningkat. Di sisi lain, manajemen mengungkapkan adanya pembayaran yang baik dari pihak pemerintah. 

Adapun pelayanan terhadap pasien Covid-19 dilakukan oleh jenis rumah sakit umum (RSU) Bunda. Sementara, untuk rumah sakit ibu dan anak (RSIA) Bunda ditetapkan sebagai zona hijau sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia. Dengan kata lain, RSIA Bunda tidak menangani pasien Covid-19. 

Yudi mengatakan, pemetaan rumah sakit ini disambut baik oleh pasien, karyawan, maupun dokter yang bertugas. Oleh karenanya, kinerja kedua jenis rumah sakit yang dimiliki BMHS itu terpantau apik sejak awal pandemi hingga saat ini. 

Baca Juga: Kepincut Saham Emiten Rumah Sakit Seperti BMHS, HEAL atau PRIM? Simak Dulu Valuasinya




TERBARU

[X]
×