Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Mengutip prospektusnya, pendapatan BMHS sepanjang tahun 2020 mencapai Rp 1,14 triliun. Jumlah tersebut naik 19% secara tahuan atau year on year (yoy). Asal tahu saja sepanjang tahun 2019, Bundamedik membukukan pendapatan Rp 964,89 miliar.
Adapun harga rata-rata pasien di tahun lalu meningkat 10% yoy. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan bisnis di sektor layanan kesehatan di rumah sakit, klinik, serta jasa medikal evakuasi ambulance.
RSU Bunda Jakarta mencatat pertumbuhan 100,3%, RSU Bunda Margonda meningkat sebesar 47,5%, dan Klinik BIC tumbuh 344%. RSU BMC Padang naik 11%. Sementara itu, RSIA Citra Ananda bertumbuh 95%, serta jasa medikal evakuasi emergency response terkerek 143%.
Hingga saat ini, okupansi tempat tidur di RSU Bunda hampir full capacity. Sekitar 60% dari tingkat hunian itu disumbangkan oleh pasien Covid-19.
Baca Juga: Bundamedik Mengincar Pertumbuhan 20%
Pertumbuhan dari sisi pendapatan turut mengerek laba bersih menjadi Rp 88,79 miliar. Jumlah tersebut meningkat drastis dari Rp 19,89 miliar di tahun 2019.
Selain obat dan perlengkapan medis dari rawat inap, pendapatan BMHS tahun 2020 juga ditopang fertilisasi dan klinik yang mencapai 21,2% atau setara Rp 243,23 miliar. Kontribusinya tidak jauh berbeda dengan obat dan perlengkapan medis rawat inap yang sebesar Rp 241,81 miliar.
Bundamedik mengungkapkan, pasar bisnis Morula memang punya potensi bertumbuh. Morula merupakan market leader untuk klinik IVF dengan pangsa pasar lebih dari 40% di Indonesia.
Sementara itu, pasar Morula berpotensi makin besar dengan adanya pembatasan masyarakat melakukan perjalanan ke luar negeri. Momentum ini memberikan prluang bagi Morula untuk menangkap pangsa pasar domestik yang kerap kerap mencari treatment IVF ke luar negeri.
Baca Juga: Perdana melantai di bursa, saham Bundamedik (BMHS) melesat 24,71%