kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Melemah 5 Hari Beruntun, Begini Prediksi Pergerakan Rupiah pada Rabu (4/9)


Selasa, 03 September 2024 / 18:11 WIB
Melemah 5 Hari Beruntun, Begini Prediksi Pergerakan Rupiah pada Rabu (4/9)
ILUSTRASI. Mata uang Dolar Amerika dan Rupiah. Kurs rupiah kembali melemah pada penutupan perdagangan, Selasa (3/9). Ini menandai lima hari beruntun rupiah terdepresiasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -- JAKARTA. Kurs rupiah kembali melemah pada penutupan perdagangan, Selasa (3/9). Ini menandai lima hari beruntun rupiah terdepresiasi. Sejumlah analis memperkirakan pergerakan rupiah masih akan melemah pada esok hari.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah spot berada di level rupiah ditutup pada level Rp 15.526 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Selasa (3/9), melemah tipis 0,006% dibanding sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.525 per dolar AS.

Pergerakan ini sejalan dengan rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) yang berada di level Rp 15.557 per dolar AS pada Selasa (3/9), atau melemah 0,14% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.536 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Spot Terkoreksi Tipis 0,006% ke Rp 15.526 Per Dolar AS, Selasa (3/9)

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, tekanan terhadap rupiah kali ini disebabkan data ekonomi terbaru dalam negeri yang mengecewakan yakni data indeks manufaktur yang kembali melemah.

Indeks manufaktur atau Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia menunjukkan kontraksi untuk dua bulan beruntun yakni pada Juli 49,3 dan Agustus 48,9. Posisi PMI Manufaktur saat ini juga merupakan yang terendah sejak Agustus 2021.

"Turunnya PMI Manufaktur ini tentu memicu kekhawatiran karena manufaktur banyak menyumbang ekonomi dan menyerap tenaga kerja. Ini juga bisa mencoreng kinerja Presiden Joko Widodo menjelang turun jabatan Oktober mendatang," kata Nanang kepada KONTAN, Selasa (3/9). 

Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, pelemahan rupiah cenderung terbatas disokong permintaan investor cukup solid pada lelang surat utang negara (SUN) yang mencapai total incoming bids Rp 45.48 triliun.

Pada, Rabu (4/9), Josua memproyeksi, rupiah masih akan dibayangi pelemahan karena data ISM manufacturing PMI Amerika Serikat (AS) pada malam nanti kemungkinan mengalami akselerasi dari kontraksi dalam 4 bulan beruntun. 

"Akibat potensi pemulihan dari indikator-indikator manufaktur AS. Penguatan tersebut akan memperkecil kemungkinan untuk the Fed memotong suku bunga secara agresif pada akhir tahun," kata Josua kepada KONTAN, Selasa (3/9). 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,14% ke Rp 15.557 Per Dolar AS Pada Selasa (3/9)

Josua memprediksi rupiah akan melemah dan bergerak di kisaran Rp 15.475 sampai Rp 15.575 per dolar AS pada Rabu (4/9).

Tidak jauh berbeda, Nanang juga memperkirakan rupiah masih akan dibayangi pelemahan dengan rentang harga berada pada Rp 15.460 sampai Rp 15.610 per dolar AS. 

Selanjutnya: 3 Saham Pilihan Warren Buffett yang Cocok Dibeli pada Bulan September

Menarik Dibaca: Cara Beli E-Meterai CPNS 2024 di Skill Academy dan Cara Pembubuhannya, Tidak Sulit!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×