Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perusahaan energi, PT Megapower Makmur Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Rencananya, perusahaan akan melepas 245,1 juta saham atau setara dengan 30% saham perusahaan yang disetor.
Megapower memiliki nilai nominal saham perusahaan sebesar Rp 100 per saham. Nantinya, saham yang akan dilepas akan ditawarkan dikisaran harga Rp 200-Rp 250 per saham. Dari kisaran harga tersebut, Megapower berharap bisa meraih dana segar sekitar Rp 49,02 miliar sampai Rp 61,27 miliar.
Saat ini, Megapower Makmur memiliki PE sebesar 7-9 kali, dengan PBV sekitar 1,3 kali. Emiten ini, nantinya akan masuk papan pemgembangan. "Jumlah dana yang akan diterima nanti bergantung dari harga IPO nanti," terang Kang Jimmi, Direktur Utama PT Megapower Makmur Tbk dalam paparan publik di Jakarta, Senin (29/5).
Proses bookbuilding telah dimulai sejak 23 Mei 2017, dan akan berakhir pada tanggal 5 Juni 2017. Sedangkan pernyataan efektif diperkirakan diperoleh pada tanggal 12 Juni 2017. Untuk pencatatan di Bursa Efek Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2017. Megapower menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Rencananya, sekitar 50% dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk melunasi sebagian hutang perusahaan. Terutama kepada pihak berelasi yakni Bina Puri Power Sdn Bhd, dan pemegang saham perusahaan. Sedangkan 50% dana IPO lainnya, akan digunakan sebagai tambahan modal kerja. "Modal kerja kami untuk maintenance, dan ekspansi berupa pembangkit baru," ujar Jimmi.
Perusahaan selama ini bergerak dibidang pembangkit tenaga listrik. Saat ini, proyek-proyek yang dimiliki perusahaan berada di 9 lokasi berbeda. Diantaranya yakni 8 lokasi untuk proyek pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan 1 lokasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).
Lokasi PLTD Toboali-1 berada di Bangka Belitung, PLTD Mentok di Bangka Belitung, PLTD Bengkalis di Riau, PLTD Toboali-2 di Bangka Belitung, PTLD Selat Panjang di Riau, PLTD Siak di Riau, PLTD Pilang di Bangka Belitung, PLTD Sungai Apit di Riau, dan PLTMH Bantaeng-1 di Sulawesi Selatan.
Partner utama mereka saat ini, yakni PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Perusahaan, saat ini juga mengikuti beberapa tender. Hanya saja masih belum dapat dibocorkan lokasi maupun tender tersebut.
Ditinjau dari segi keuangan, pada 31 Desember 2016, Megapower membukukan pendapatan sebesar Rp 59,27 miliar. Sedangkan pendapatan pada 2015 sebesar Rp 53,63 miliar.
Laba bersih Megapower pada 2016 sebesar Rp 10,5 miliar. Sementara laba bersih pada 2015 sebesar Rp 9,21 miliar.
Sedangkan ebitda perusahaan pada 2016 sebesar Rp 39,18 miliar. Angka itu mengalami peningkatan dibandingkan dengan ebitda periode 2015 yang tercatat sebesar Rp 24,41 miliar. Sementara aset yang dimiliki perusahaan pada 2016 sebesar Rp 350,2 miliar. Pada tahun 2015, aset Megapower sebesar Rp 326,29 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News