kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Medco Kembangkan Tanaman Bahan Baku Ethanol di Papua


Jumat, 31 Oktober 2008 / 19:21 WIB
Medco Kembangkan Tanaman Bahan Baku Ethanol di Papua


Reporter: Hikmah Yanti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menipisnya cadangan minyak dunia membuat setiap negara sibuk mengembangkan energi alternatif. Dengan cadangan minyak kita yang tinggal 800.000 barel per hari, Indonesia juga tak boleh ketinggalan mengembangkan energi terbarukan. Dengan begitu, kebutuhan energi tak melulu bergantung pada minyak fosil, melainkan bahan bakar nabati (BBN)

Tidak banyak perusahaan yang melirik tanah Papua sebagai ladang agrobisnis. Padahal, kondisi geologis Papua yang berupa tanah datar dan berupa sabana itu sangat menguntungkan untuk pertanian dan perkebunan. Namun, Medco Group justru melihat kesempatan emas di sana.

Pendiri Medco Group Arifin Panigoro bilang, Papua merupakan daerah yang potensial untuk  pengembangan tanaman bahan baku etanol. Dari total luas lahan Papua sebesar 12 juta hektar, lahan yang potensial dikembangkan untuk lahan agribisnis yakni seluas 5 juta hektar. Lahan ini dinilai potensial untuk mengembangkan tanaman pangan sekaligus bahan baku etanol seperti padi, jagung, gandum, sorgum dan tebu.

Menurut Arifin, untuk menggarap lahan seluas itu dengan teknologi yang modern memerlukan investasi cukup besar. "Sebagai gambaran, untuk menggarap 1 hektar lahan diperlukan investasi sekitar US$ 5.000," jelas Arifin di Bandung, Jumat (31/10). Dengan begitu, pengembangan lahan untuk bahan baku etanol di Papua memerlukan investasi US$ 25 miliar.

Sebelumnya, Medco berhasil melakukan uji coba menggarap lahan seluas 25 hektar di 4 kabupaten di Papua yakni Merauke, Asmat, Mappi, dan Boven Digoel. Uji coba penanaman tanaman bahan baku etanol ini dilakukan Februari 2008, bahkan kini sebagian sudah berhasil dipanen. Buktinya, bulan Oktober ini saja Medco sudah memanen tanaman padi sebanyak 4-5 ton gabah kering panen (gkp) per hektar dan tanaman sorgum sebanyak 4 ton per hektar. Sedangkan untuk tanaman jagung, kedelai dan tebu hingga kini masih belum panen.

Investor Asing Tertarik

Rupanya, pengembangan tanaman bahan baku etanol ini cukup menarik minat investor asing. Pasalnya untuk menggarap lahan seluas 5 juta hektar tentu diperlukan pengembangan infrastruktur.

Nah, menurut Sekretaris Perusahaan Medco Foundation Wodjajanto, saat ini investor asal Timur Tengah sedang melakukan negosiasi dengan pemerintah terkait pengembangan infrastruktur tersebut. "Investasi untuk infrastruktur di sana mencapai US$ 6 miliar. Ini sebetulnya porsi pemerintah. Di samping itu ada investor asing yang melirik," ujar Widjajanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×