kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

MEDC bidik dana besar di pasar modal


Kamis, 15 Desember 2016 / 07:37 WIB
MEDC bidik dana besar di pasar modal


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mulai menyiapkan agenda ekspansi tahun depan. Produsen minyak dan gas ini akan mulai mencari pendanaan dari pasar saham serta surat utang untuk membayar kembali utangnya dan mendanai ekspansi tahun depan.

Tahun depan, MEDC menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) US$ 150 juta hingga US$ 180 juta. Nilai belanja modal ini lebih tinggi dari capex 2016 yang sekitar US$ 100 juta hingga US$ 145 juta. Hingga September 2016, MEDC menyerap capex US$ 87 juta.

Direktur MEDC Ronald Gunawan mengatakan, belanja modal ini digunakan untuk menjaga produksi MEDC tahun depan. "Nilai belanja modal ini belum termasuk biaya akuisisi seperti akuisisi South Natuna Sea Block B PSC, dan akuisisi lain," kata Ronald, Rabu (14/12).

Jika harga minyak tahun depan bisa berada di level US$ 60 per barel, MEDC bisa mendanai sepertiga capex dari keuntungan kenaikan harga minyak. MEDC juga akan membayar utang US$ 60 juta tahun depan.

Ronald bilang, tiap kenaikan harga minyak US$ 10 per barel menambah kas sebesar US$ 45 juta untuk membayar utang. Selain fokus pengembangan blok migas yang sudah ada, MEDC juga bakal fokus ke aset strategis PT Amman Mineral Nusa Tenggara, yang sebelumnya dimiliki Newmont.

Direktur dan Chief Excecutive Officer MEDC Roberto Lorato mengatakan, MEDC akan melepas saham anak usaha yang baru diakuisisinya itu melalui penawaran perdana saham ke publik (IPO). "Saat ini sedang diskusi berapa nilai yang akan dilepas, mungkin tahun depan atau tahun 2018, akan tergantung harga komoditas," imbuh Roberto.

MEDC mengakuisisi aset tambang emas Newmont itu senilai US$ 2,6 miliar dan mengontrol kepemilikan 82,2% saham di PT Newmont Nusa Tenggara.

MEDC mendapatkan kucuran pendanaan dari tiga bank BUMN sebesar US$ 750 juta. Pinjaman ini harus dilunasi MEDC dalam jangka waktu dua tahun ke depan.

Sonia Ayudiah, Head of Investor Relations MEDC, mengatakan, pihaknya mengkaji penerbitan surat utang dengan nilai yang sama untuk melunasi pinjaman bank BUMN ini. Surat utang itu bisa berupa obligasi global ataupun domestik.

Namun, penerbitan obligasi itu akan dilakukan melalui Amman Mineral, bukan lewat MEDC. Ia bilang, sejatinya, Newmont bisa mencetak EBITDA hingga US$ 600 juta melalui aset tambang Batu Hijau. Sehingga, Newmont memiliki kemampuan untuk membayar utang.

"Tapi tetap dikaji obligasi untuk mempertahankan kas. Sementara IPO dilakukan agar Amman lebih bankable untuk pengembangan berikutnya," tandasnya.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, pembelian Newmont menguntungkan bagi saham MEDC. Hal ini diperkuat dengan harga minyak yang akan memasuki area US$ 60 per barel.

Hans meyakini bahwa harga minyak tidak akan ada di bawah US$ 50 per barel lagi. Hans menilai, ekspansi MEDC yang didanai utang justru bisa positif.

"Tidak masalah selama dia bisa menutup margin bunga utang," kata Hans. Dia merekomendasikan buy saham MEDC dengan target harga Rp 1.950 per saham tahun depan. Kemarin, MEDC ditutup di Rp 1.385.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×