kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

MDKA, ANTM dan PGAS Jadi Saham Jagoan IPOT pada Pekan Ini


Selasa, 23 April 2024 / 05:30 WIB
MDKA, ANTM dan PGAS Jadi Saham Jagoan IPOT pada Pekan Ini
ILUSTRASI. Pekerja mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/4/2024). ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/wpa.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah cukup dalam -2,74% dalam sepekan lalu ke level 7.087 pada akhir perdagangan Jumat, 19 April 2024. 

Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus mengatakan melemahnya IHSG sepekan lalu dipengaruhi oleh sejumlah sentimen yaitu statement Jerome Powell, pelemahan rupiah, kenaikan harga komoditas hingga arus keluar dana asing.

Terkait statement Jerome Powell, Angga menjelaskan Jerome Powell dalam pidatonya minggu ini menyebutkan akan menunggu lebih lama  untuk menurunkan suku bunga pasca rangkaian rilis data inflasi US yg tercatat tetap tinggi.

"Powell menunjuk pada kurangnya kemajuan tambahan yang dicapai mengenai inflasi setelah penurunan cepat yang terlihat pada akhir tahun lalu, selain itu juga mencatat bahwa kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu bagi para pejabat untuk mendapatkan keyakinan yang diperlukan bahwa inflasi AS mengarah ke sasaran The Fed sebesar 2%," jelas Angga pada keterangan resmi, Senin (22/4). 

Baca Juga: Rekomendasi Saham Pilihan di Tengah Sentimen Sidang MK Hingga Arah Suku Bunga

Sementara untuk pelemahan rupiah, Angga mengatakan harga berbagai jenis barang di pasaran berpotensi meningkat seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang saat ini telah menembus level Rp 16.200 per dolar AS. Menurutnya hal ini seiring dengan adanya potensi kenaikan biaya produksi. 

Menariknya, BI sendiri telah menggelontorkan cadangan devisa untuk meredakan pelemahan nilai tukar rupiah sekitar US$ 250 juta per hari (Rp 4 triliun). Angga menambahkan dampak pelemahan rupiah ini yakni menyebabkan kenaikan pada harga barang baku impor, kenaikan harga dan inflasi di masyarakat.

"Penurunan ekspor 9,45% YoY dan imbas dari penurunan nilai ekspor komoditas unggulan seperti batubara besi dan baja dan CPO serta turunannya. Ekspor ke China juga turut mengalami penurunan," ujarnya. 

Kemudian terkait sentimen kenaikan harga komoditas, menurut Angga saat ini harga komoditas mengalami kenaikan mingguan cukup signifikan dan merata dipimpin kenaikan nikel. Harga komoditas menguat karena dampak dari nilai tukar dan juga mulai pulihnya kegiatan manufaktur di China. 

"Dampak dari larangan supply Russia oleh LME terhadap mineral logam turut membatasi supply global ke depannya. Rusia sudah menyumbang 91% stok aluminium LME pada akhir Maret, 62% tembaga dan 36% nikel. Jadi, cermati saham-saham mineral logam MDKA ANTM TINS," ucapnya.

Di sisi lain, ada pula sentimen pergerakan asing, dimana Angga menjelaskan dana asing keluar melanjutkan net sell pada minggu pertama sebelum Lebaran pada saham LQ45 yang terbebani prospek suku bunga dan rotasi ke sektor komoditas seperti TPIA, MDKA, AKRA, ANTM dan PGAS.

Sedangkan untuk prospek market pada minggu ini 22-26 April 2024, Angga mengungkapkan para trader untuk memerhatikan dua sentimen yakni suku bunga BI pada Rabu dan inflasi PCE AS pada akhir pekan.

Terkait sentimen suku bunga BI, menurut Angga dalam pertemuan di bulan ini Bank Indonesia harus menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin guna menstabilkan mata uang rupiah yang tembus melampaui 16.200 seiring ketegangan Timur Tengah dan kuatnya ekonomi AS.

Baca Juga: Ramai Sentimen, Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Pekan Ini

"Diprediksi akan ada dua kali kenaikan di kuartal kedua tahun ini untuk meredam penguatan dolar AS. Jadi, hindari saham-saham yang terbebani suku bunga seperti sektor telekomunikasi," jelas Angga.

Sementara  terkait sentimen inflasi PCE AS, Angga menjelaskan indikator inflasi setelah CPI yaitu PCE AS diprediksi meningkat menjadi 2,6% dibanding bulan lalu 2,5% untuk periode yoy. Hal ini menurutnya semakin memudarkan probabilitas pemotongan suku bunga jangka pendek.

Sehingga jika berkaca pada data-data ekonomi dan sentimen di atas, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan 3 saham untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 26 April 2024. Tiga saham tersebut sebagai berikut:

1. Buy MDKA (Support: 2.680, Resistance: 3.040)
2. Buy on Pullback ANTM (Support: 1.670, Resistance: 1.850) 
3. Buy on Pullback PGAS (Support: 1.280, Resistance: 1.400) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×